Tampilkan postingan dengan label Relationship Goals. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Relationship Goals. Tampilkan semua postingan
Senin, 18 Maret 2019

Kenali Diri Lebih Baik dengan Mengikuti Coaching Game Point of You


" ....Sibuk bermain sosmed dan berinteraksi di dunia maya kadang membuat kita kadang lebih mengenal orang lain dibandingkan dengan diri kita sendiri. Sehingga kita lupa siapa diri kita, padahal penting untuk tahu siapa kita dan berfleksi diri,..." Kurang lebih itulah penjelasan Kak Ochy, pada sesi perkenalan sebelum Coaching Game Point of You dimulai. Ya saat ini bagi sebagian orang bermain sosial media banyak dijadikan sebagai hiburan atau sekedar kegiatan untuk membuang waktu agar tidak bosan. Tapi banyak juga yang terjebak, merasa dunia maya adalah kehidupan yang sesungguhnya. 

Hidup di zaman sekarang tolak ukur eksistensi tidak hanya terjadi di  kehidupan nyata, tapi juga di dunia maya tepatnya di media sosial. Bagi seorang nara blog seperti saya, orang lebih mengenai siapa saya lewat tulisan dan konten yang saya bagikan di media sosial. Tidak jarang saya lebih sering terjebak dalam kesibukan online, berselayar dari dari satu media ke media lain, menyapa via kolom komen, berinteraksi lewat video story, dst. Diam di rumah tapi sibuk online. online ... 😬.

Banyak orang termasuk saya mem-branding diri dengan kemasan terbaiknya di dunia maya, tapi siapakah sebenarnya kita ? Apakah blog atau feeds instagram kita menggambarkan diri kita seutuhnya ?. "Tentu saja tidak, Rosalinda!...". Ya mungkin ada sebagian dari diri kita di sana, tapi sisanya bisa jadi hanyalah sebuah pencitraan belaka😁. Ya semua saya lakukan demi follower, like dan komen 😅. 

Coaching Game Point of You by Fauziah Zulfitri


Blogger perempuan di Makassar para peserta coaching game.
Pada hari Selasa, 12 Maret 2019 lalu saya diundang untuk mengikuti sebuah coaching yang diadakan oleh Insight Indonesia bekerja sama dengan Sombere Media Partner. Dengan nara sumber Kak Fauziah Zulfitri, yang lebih akrab dipanggil Kak Ochy. Sejujurnya ini adalah coaching pertama yang pernah saya ikuti.  

Fyi coaching adalah sebuah tehnik eksplorasi, dimana yang lebih banyak bicara dan bercerita adalah peserta coaching. Berbeda dengan mentoring, dalam metode mentoring yang lebih banyak berbicara adalah mentor.

Coaching Game Point of You sendiri kurang lebih memiliki pengertian sebagai alat kreatif dan efektif untuk pengembangan pribadi dan profesional. Coaching game dilakukan menggunakan kartu asosiatif yang masing-masing kartu menggambarkan sebuah foto dengan sebuah topik yang merangsang fikiran, mengundang kita untuk mengalami titik pandang yang tak terhitung jumlahnya. Dan membebaskan diri untuk membuka diri dari kemungkinan untuk berekspansi dan tumbuh.



Jadi pada hari Selasa seminggu yang lalu, saya bersama sembilan teman blogger perempuan dari Makassar diajak untuk mengikuti coaching game. Dari judul kalimatnya "Choaching Game" terkesan seperti kita semua sedang diajak bermain-main. Bermain dengan alat bantu kartu yang disebar melingkar menyerupai lingkaran berlapis-lapis. Dimana setiap kartu menggambarkan sebuah foto, epic, emosi dan cerita yang berbeda-beda. 

Lingkaran kartu ditaruh di tengah ruangan, kami para peserta duduk melantai mengelilingi hamparan kartu yang telah disusun tadi. Awalnya saya sempat berfikir bahwa setiap kartu tersebut memiliki nilai yang akan menggambarkan nilai kepribadian kami dan mungkin diakhir nanti nilai tersebut akan dikumpulkan dan dihitung sebagai nilai kepribadian, ya semacam test psikologis gitu. *Eh ternyata Marimar sok tahu, bukan begitu cara mainnya cyiin. 😆

Coaching Game to Designed the Unlimited You




Ada empat tahapan yang harus dilalui dalam bermain Coaching Game Point of You ini, yaitu pause, expand, focus dan doing. Di mana dalam setiap tahapan peserta akan diminta untuk memilih sebuah kartu dan kemudian diminta untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Kak Ochy.

Game didasarkan pada tautan asosiatif antar foto, tema dan pertanyaan/masalah yang diajukan. Setiap foto yang digambarkan oleh kartu Point of You telah diteliti selama bertahun-tahun. Setiap foto bisa merangsang sistem rasional dan emosi bagi yang melihatnya. Seperti disebutkan pada saat pembukaan, bahwa " It's not magic, but magical..." 

Coaching game ini bukan tentang siapa yang benar atau salah, tetapi tentang seberapa jauh kita mau mengeksplorasi diri, mencari tahu apa yang tidak kita ketahui, lebih mengenal siapa kita serta untuk mencari tahu lebih banyak peluang dan tantangan baru dalam hidup.

Tahap Pause



Pada tahapan ini para peserta diminta untuk bermeditasi, mengendurkan otot dan mengosongkan fikiran. Berhenti sejenak dari segala hiruk pikik dan rutinitas harian dan bebaskan segala fikiran agar kita bisa fokus di tempat di mana kita berada saat itu, yaitu di coaching game.

Hal itu harus dilakukan agar kita siap untuk menerima materi dan mengikuti setiap tahapan yang ada. Setelah meditasi selesai dilakukan, coaching game siap untuk dimulai. Tak lama kemudian kami diminta untuk memilih kartu pertama, yaitu kartu yang paling kita sukai.

Setelah memilih kartu, kita diminta untuk menjawab dua buah pertanyaan yang berkaitan dengan kartu yang kita pilih. Pertanyaan tentang hal baik yang terjadi dalam hidup dan apa yang bisa disyukuri dalam hidup dengan melihat kartu yang kita pilih. 

Percayalah baru pada tahapan memilih satu kartu dan menjawab satu pertanyaan saja, banyak peserta yang mulai berkaca-kaca bahkan meneteskan air mata. 

Tahap Expand 


Pada tahap ini para peserta diminta untuk memilih sebuah kartu yang paling tidak disukai, dan diminta untuk menjawab pertanyaan tentang alasan mengapa kamu memilih kartu tersebut.. Di tahap ini saya seperti sedang bertanya pada diri sendiri, mengenai masalah dan tantangan hidup yang sedang saya hadapi dan bagaimana cara mengatasi semua itu. 

Hal-hal apa yang tidak sukai kadang bisa menjadi halangan bagi kemajuan dan keberhasilan hidup kita. Hal itu bisa berasal dari luar atau bahkan dari dalam diri kita sendiri. Memilih kartu yang tidak disukai memang sedikit lebih sulit, ada pertimbangan yang cukup dalam untuk memilihnya.

Untuk itu saya perlu memilihnya dengan hati-hati.

Tahap Focus



Pada tahap fokus, para peserta diminta untuk memilih sebuah kartu yang membuat kita sangat bahagia ketika melihatnya.

Dan kali itupun saya merasa bahwa saya sedang diminta untuk lebih dalam menggali ke dalam diri. Di tahap ini peserta yang mengenali dirinya dengan baik dan memiliki rasa percaya diri cukup pasti akan mudah untuk menggambarkan kelebihan yang dimilikinya.

Di tahap ini kita diminta untuk melihat kembali kelebihan dan potensi diri yang kita miliki. Apakah ada potensi diri yang terlewat untuk dilihat, atau belum pernah ditemukan.

Mencari kartu yang menggambarkan kebahagiaan dan semangat, sama seperti mencari pematik. Sesuatu yang akan membangkitkan percik api yang ada dalam diri.

Setelah itu kami diminta untuk menuliskan 5 hal yang menggambarkan/mewakili sisi "strengthness" yang kita miliki. Kemudian setiap peserta wajib menyebutkan kelima hal tersebut di depan peserta lainnya.

Momen ini adalah momen yang penuh dengan tawa dan haru biru. Setiap kekuatan yang dituliskan oleh peserta memiliki sejarah atau cerita dari masa lalu, kekuatan itu didapat dari pengalaman hidup yang tidak semuanya menyenangkan.

Seperti kata pepatah " What doesn't kill you make you stronger..." dan pepatah itu ternyata benar, banyak hal sedih, pahit bahkan kehancuran yang saya alami di masa lalu telah berubah menjadi kekuatan yag sama miliki di masa sekarang. Sehingga saya bangga ketika harus menyebutkan semua kekuatan itu di depan peserta lainnya.

Tahap Doing 


Tahap doing adalah tahap terakhir, di tahap ini kita diminta untuk memilih 2 kartu sekaligus. Kemudian para peserta diminta untuk menuliskan goals yang akan dicapai dalam 5 tahun kedepan. Pun diminta untuk to-do list bagaimana cara mewujudkannya dan action apa yang akan dilakukan dalam 24 jam, satu minggu dan satu bulan ke depan.

Pada tahap ini kami diminta mencari pasangan/teman yang harus mendengarkan goals dan to-do list yang kami tulis. Teman ini pun yang nantinya diminta untuk mengecek apakah hal yang kami tuliskan telah dilakukan. 😝

---

Tahapan coaching game yang saya sebutkan diatas memang terbaca simple cuma milih-milih kartu dan menjawab pertanyaan. Tapi apa yang terjadi sebenarnya cukup rumit dan melibatkan banyak rasa, emosi dan rangsangan visual. 

Semua kartu yang kita pilih sesungguhnya menggambarkan atau mewakili perasaan dan fikiran kita, merangsang indra visual untuk memberikan respon yang unik yang menggerakan bathin. Bahkan respon yang tidak kita sangka-sangka. dari coaching game ini saya belajar bahwa ada banyak kemungkinan yang bisa kita temui dalam hidup. Melihat begitu banyak kartu yang disebar di depan kita, pada akhirnya kita tetap harus menjatuhkan pilihan hanya pada satu atau dua kartu saja. Ya seperti itulah hidup.

Manfaat dari Coaching Game Point of You



Sombere team bersama Kak Fauziah Zulfitri
Coaching game Point of You meminta saya untuk berhenti sejenak dari segala rutinitas yang biasa saya jalankan. Lupakan dulu update status, nonton channel beauty atau sibuk berjibaku dalam chat di puluhan whatapps group. 

Selama dua jam penuh saya dipaksa untuk melihat kembali ke dalam diri ini, membangunkan kembali mimpi-mimpi yang telah lama tertidur karena sang empunya mimpi lebih sibuk ngedit foto instagram biar feeds rapi 😆. Juga diminta untuk mengekplorasi diri, melihat kembali potensi, kelebihan dan tantangan yang saya miliki, tidak lupa semua itu saya catat baik-baik dalam lembar post-it

Semoga hal tersebut bisa menjadi pengingat bagi diri, bahwa setiap dari kita memiliki potensi yang besar dan berhak memiliki mimpi yang tinggi. Dan mimpi terbaik bukanlah mimpi yang dicatat lalu digantung tinggi-tinggi di langit, tapi mimpi yang juga diwujudkan dengan kerja keras yang tinggi.

Coaching game ini mengajarkan saya bahwa setiap pribadi unik, tidak ada duanya. So i don't need to be somebody else. Berbahagialah dengan potensi yang kita miliki dan teruslah memperbaiki diri agar kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik. Sambut setiap tantangan dan peluang baru yang datang ke hidup kita, karena tantangan baru bisa mendatangkan kekuatan yang baru.

Untuk kalian yang merasa butuh untuk me-restart goals hidup atau karir, sedang merasa jenuh dengan rutinitas hidup, atau ingin menemukan kekuatan baru untuk menghadapi masalah hidup yang sedang dimiliki. Silahkan coba untuk mengikuti coaching game, game ini terasa magical dijamin seru, fun dan tidak membosankan.

INSIGHT INDONESIA
Grand Losari, Jl. Losari Permai No. 12, Jl. Tanjung Bunga, Tj. Merdeka, Makassar
Telepon: 0822-6007-0003
Website: https://www.insightgroup.co.id/
IG: @insigthgroupID
Facebook: Insight Indonesia


Senin, 08 Januari 2018

Istri Ikut Campur dalam Urusan Pekerjaan Suami, Yey or Ney ?


Dalam sebuah penikahan seorang pria dan wanita yang melaksanakan akad pernikahan secara sah menurut agama maka setelahnya mereka resmi di sebut sebagai suami dan istri. Pernikahan merupakan sebuah babak baru dalam kehidupan seorang anak manusia, terutama pernikahan yang pertama kali yakk 😅 *eaaa. Sebuah babak yang akan membawa kita ke dalam sebuah hubungan panjang *InshaAllah yang penuh dengan komitmen dan kompromi. 

Biasanya setelah ijab kabul selesai dilakukan, Bapak Penghulu akan membacakan doa dan menginformasikan daftar kewajiban dan hak suami dan istri dalam berumah tangga. Padahal ya' menurut pengalaman teteh, perasaan sehabis ijab kabul itu rasanya dag dig dug seneng nggak jelas gitu. Boro-boro fokus dengerin apa kata Pak Penghulu, teteh mah fokus nahan sakit perut gerogi plus sibuk mencari-cari posisi photographer, bergaya sok nggak sadar lagi diphoto biar dapet moment candid tapi tetep cantik 😆.

Ketika pesta selesai digelar barulah kami sempat melihat buku nikah serta membaca isinya, di mana di dalamnya terdapat daftar hak dan kewajiban suami dan istri. Daftar yang saya blod dan highlight sebagai bekal hidup berumah tangga adalah daftar kewajiban suami dan hak istri 😊, sedangkan paksu menghafal daftar sebaliknya, jadi kita saling melengkapi ya kan.

Pekerjaan Suami Jalan Rezeki Istri 

Salah satu tugas utama seorang suami adalah wajib menafkahi istri lahir dan bathin, kita bahas yang lahir aja yakkk kalau bahas yang bathin NGERI nanti tulisan ini jadi viral ✌. Bekerja untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan  dan papan istri dan anak-anak merupakan sebuah tugas mulia yang harus dipikul oleh para suami. Paksu selalu bilang sama saya bahwa menurut beliau bekerja adalah pride nya seorang lelaki, bukan masalah apa pekerjaannya ?, di mana bekerjanya ? tapi proses usaha dia menjemput rezeki yang halal untuk keluarganya. Bagi para suami bekerja banting tulang untuk keluarga tercinta merupakan sebuah perjuangan yang mulia.

Dalam rumah tangga kami pekerjaan paksu masuk dalam daftar hal-hal yang dipertanggung jawabkan secara penuh oleh beliau. Maksudnya adalah untuk urusan pekerjaan paksu, saya memberikan kebebasan penuh kepada beliau untuk membuat keputusan dan melakukan pekerjaannya dengan baik dan leluasa, selama yang dilakukan adalah hal yang baik, bermanfaat, menghasilkan dan inget pulang 😅.

Baca juga : Dengan Poligami Apakah Pernikahan bisa Happy?

 Apakah istri boleh ikut campur dan mengatur pekerjaan suami?

Saya yakin setiap rumah tangga memiliki rules of the game nya sendiri-sendiri, yang akan saya bicarakan di sini adalah rules of the games keluarga kami, dengan skenario suami bekerja di kantor dan istri bekerja di rumah. IMHO ikut campur dalam urusan dan pekerjaan suami merupakan hal yang sebaiknya tidak dilakukan oleh seorang istri. Buat saya pekerjaan paksu adalah wilayah kekuasaannya yang harus diduduki dan diatur oleh beliau. Sebagai istri saya memang perlu tahu apa pekerjaan dan tanggung jawab yang diemban paksu, ya' wajib tahu secara garis besar nya karena menurut kami setiap pekerjaan pasti mendatangkan resiko yang harus ikut ditanggungnya. Jangan sampai ketika resiko itu datang, para istri nggak ngerti apa-apa,  nggak ngerti harus gemana, karena para istri tidak diinformasikan tentang apapun sebelumnya.

Tapi ada hal yang wajib digaris bawahi di sini, mengetahui bukan berarti boleh ikut campur dan ikut mengatur. Seperti paksu bilang di atas, "..pekerjaan adalah pride nya para lelaki .." menurut saya sebagai istri kita wajib memberikan ruang dan waktu pada para suami agar beliau mampu mengembangkan diri dan kemampuannya dalam berkarier. 



Jadi Awie nggak pernah ikut campur masalah karier Paksu? 

Ada kalanya saya diminta untuk memberikan pendapat dan pertimbangan, seperti ketika paksu memutuskan untuk menerima tawaran pekerjaan baru atau ketika paksu ditawarkan sebuah tangung jawab baru oleh kantornya. Atau ketika paksu menghadapi beberapa masalah dan kesulitan, kami biasa melakukan review dan saling mengingatkan untuk berrefleksi diri. Memberikan pendapat bukan berarti berarti kita boleh mengatur atau turut campur dalam menyelesaikan semua urusan pekerjaan suami ya, cukup memberikan pendapat dan nasihat yang dibutuhkan dan apa keputusan akhirnya semua saya serahkan kembali ke paksu.

Saya pun tidak harus tahu secara details apa saja pekerjaan beliau, menurut saya ada baiknya ketika kami punya area privasi masing-masing. Selain itu saya nggak tertarik untuk tahu pekerjaan beliau yang isinya penuh dengan table excel berisikan angka dan rumus yang rumit, so NOT ME banget 😜. Menjadi terlalu kepo dan terlalu sok tahu dalam urusan pekerjaan suami dimana pekerjaannya bukan bidang yang saya kuasai, malah bisa menjadi masalah dan memicu konflik dalam rumah tangga. Jadi saya memilih untuk lebih banyak mendengarkan dan menyerap informasi. Jadilah kuping yang suami kalian cari dan butuhkan, jangan biarkan ada kuping 👂👂 lain dalam rumah tangga kita 😉😊.

Bidang pekerjaan suami merupakan bidang yang bersebrangan dengan interest saya, walaupun begitu saya berusaha untuk memahaminya dengan banyak bertanya dan belajar dari sebagai sumber. Maksudnya buat apa? Ya biar nyambung kalau ngobrol 😅, tapi ya nggak usah maksain banget juga sih yang penting secara garis besarnya kita tahu dan paham. Jadi diri sendiri ajah, karena kita berumah tangga kan untuk saling melengkapi bukan mau bikin KAP 😁.

Apalagi sekarang semenjak paksu bekerja di sebuah kantor milik pemerintah, dimana pekerjaan yang beliau kerjaan adalah hal yang bisa dibilang mengandung informasi rahasia dan tidak boleh di share ke luar. Jadi saya memberikan ruang dan keleluasan bagi paksu untuk menyelesaikan pekerjaannya sendiri, kalaupun ada yang beliau share biasanya lebih kepada informasi tentang jadwal dinas ke luar kota dan sekedar informasi standar. Buat saya ini adalah sebuah bentuk kepercayaan yang saya berikan kepada paksu, sebagai seorang istri saya akan selalu mendukung dan memberikan dorongan penuh dengan cara selalu mendoakan dan  mengingatkan beliau agar selalu jujur dan berdedikasi pada pekerjaannya.

Baca juga : How I Met your Father

Menurut saya pekerjaan suami kita adalah jalan rezeki keluarga, di mana melalui pekerjaannya lah dititipkan rezeki yang telah di tetapkan oleh Nya sebagai rezeki istri dan anak-anaknya. Jadi sudah sepatutnya bagi para istri untuk selalu mendoakan suami agar pekerjaannya selalu diberikan kemudahan dan kesuksesan. Jika istri terlalu ikut campur dan mengatur dalam urusan karir dan pekerjaan, saya fikir rasanya kurang bijaksana. Karena toh yang harus menjalani semua pekerjaan tersebut adalah para suami kita, mereka yang akan dihadapkan secara langsung oleh berbagai kesulitan, masalah dan segala tetek bengek urusan kantornya. kita para istri paling cuma tahu pas suami curhat, ya kan? iya kalau curhatnya sama istri, kalau curhat sama ...*arghhh sudahlahh 😢😱😭. Makanya jadilah tempat yang selalu dicari dan dikangenin suami untuk pulang dan curhat, yuhuuu paksu sini pulang ke teteh awie *eaaaa 😍😂. (Semoga paksu setuju dengan tulisan di paragraf ini).

Ikut campur istri dalam karier suami bisa dilakukan dengan bentuk memberikan dukungan dan penghargaan atas kerja keras suami. Dukungan istri menjadi peran penting dalam kesuksesan yang bisa di raih oleh suami, dukungan istri dalam bentuk selalu ada di dekat suami dalam segala kondisi, baik dalam suka dan duka. 

Baca juga tulisan #SannengTalks lainnya tentang istri suka ikut campur pekerjaan suami
Tulisan Ka Ery dan Tulisan Qiah

Istri memang memiliki peran penting dalam kesuksesan yang bisa dicapai oleh suami baik dalam hidup dan pekerjaan. Sebuah pepatah china menyebutkan bahwa " Di belakang setiap pria yang sukses, ada seorang wanita hebat ", begitu besarnya peran istri bisa memberikan pengaruh dalam kehidupan para suami. Istri harus bisa memposisikan dirinya sebagai istri, ibu bagi anak-anaknya, teman dan penasihat bagi suaminya, suami dan istri bagaikan sebuah pakaian  yang akan memberikan gambaran baik/buruk bagi pasangannya. Kesuksesan dan kebaikan seorang suami akan dikaitan dengan peran sang istri yang ada di belakangnya, begitupun sebaliknya. Jadi suami dan istri adalah satu kesatuan yang bisa saling menguatkan atau menghancurkan.

Walaupun begitu istri pun harus memberikan kepercayaan dan ruang dalam hal pekerjaan dan karier suami. Pekerjaan dan karier adalah harga diri seorang suami, jangan lukai harga dirinya dengan terlalu banyak ikut campur dan mengatur. Kalau kalian gemana, suka ikut campur dalam hal pekerjaan dan urusan pasangan nggak sih? Curhat yuuuu.... 😊

Selasa, 19 Desember 2017

How I Met You Father ...



Arghhh cerita ini sebenarnya cerita yang agak malas untuk diceritain, soalnya sudah lumayan basi plus dengan tayangnya cerita ini berarti saya membiarkan aib-aib masa lalu teteh terpublish 😅. Iya, judulnya mirip drama komesi situasi yang ngehits itu, tapi cerita yang ini beda banget sama cerita nya Ted Mosby. Beda karena cerita yang ini cerita beneran terjadi dan nggak dibuat-buat, asli orisinil cerita bagaimana saya bertemu si doi *ehemm.

Tulisan ini saya buat untuk anak-anak saya kelak, yang mungkin suatu hari nanti mereka (my future childern) akan menanyakan bagaimana cerita  tentang bagaimana ayah dan ibunya bertemu. So, kids here's the story... I wrote this story for all of you...

Awalnya...


Kalian jangan berharap cerita yang romantis seperti yang ada di novel atau drama korea 😅, cerita macam itu nggak terjadi di kehidupan nyata yang saya alami, too bad those kind of story only happened on my tv screen. Cerita saya dan si doi berawal dari cerita pertemanan di kampus, ya saya dan suami bersekolah di sebuah kampus di daerah Jagakarsa. Awalnya kami tidak satu jurusan, tetapi pas tingkat 2 si doi pindah ke jurusan saya kala itu. Bukan! doi pindah bukan karena saya 😅 karena selama di kampus kami tidak begitu dekat. Katanya nggak dekat ?? tapi qo bisa sampai menikah 😆.

Saya dan suami memang tidak berteman dekat, hanya saling kenal saja. Selama satu kampus sama doi nggak ada hal istimewa yang terjadi, which is saya nggak begitu dekat sama beliau walaupun lingkaran pertemanan kami sebenarnya cukup dekat. Doi bukanlah type pria yang saya ingin pacari (harap catet! 😆), *eh tapi hidup berkata lain. Semua gara-gara saya ketulah sama ucapan saya sendiri, selain karena ada faktor jodoh juga pastinya. So girls hati-hati dengan ucapan kalian 😆✌.

Siapa yang nggak kenal doi, kayaknya semua orang kenal dia deh. Beliau type anak yang doyan nongkrong dan becanda, arghhh pokoknya bukan type saya banget sekali lagi saya tegaskan (maap ya paksu 😀). Oh iya, suami yang berkulit hitam ini biasa di panggsil dengan sebutan si hideung aka si blake, hobbynya ngelawak kaya badut (dia sendiri yang bilang lho ya) plus doyan ngeless, itu hobby zaman dulunya ya sekarang udah banyak berubah. Ya temen-temen juga banyak yang tahu, paksu hidup di keluarga yang berbeda dengan saya. Dimana keluarganya bukanlah keluarga cemara, orang tuanya hidup terpisah sedari beliau kecil yang akhirnya kedua orang tuanya bercerai. Beliau bukan type anak seperti anak-anak kebanyakan di masa itu, arghhh sudahlah...

Pas zaman ngampus dulu sebetulnya kami suka nongkrong bareng, beberapa teman-teman saya ya' teman-teman beliau juga, tapi kebanyakan teman-temannya belum tentu temenan sama saya wkwkwk. Tapi karena saya nggak dekat banget jadi hubungan kami sekedar saying hi' dan chit chat standar doang. Paksu tahu semua cerita saya di masa seputar kampus, saya memang nggak pernah main rahasia-rahasiaan dalam sebuah relationship karena saya orang yang menganut azas kejujuran dan buka-bukaan *lho keterbukaan maksudnya 😝. Paksu tahu beberapa cowok yang deketin saya, hampir semuanya beliau kenal (hampir lho ya, nggak semuanya dia kenal 😅). Sebelum paksu naksir saya, dia malah pernah dengerin curhat seseorang yang lagi naksir saya, ya gini-gini juga reputasi teteh cukup baik lah yaw, jadi yang antri lumayan banyak. OMG! (apa-apaan ini)😅😆. 

Sedangkan teteh itu orangnya pemilih sekali, yes thats me ☝. Buat jadi pacar teteh itu nggak gampang cyiin, perlu seleksi yang panjang macam seleksi kerja untuk jadi pegawai Bank Indonesia 😆. Yang pasti saya suka anak yang bageur, rajin sholat, decision maker yang handal dan firm sama hidupnya tahu mau ngapain sama hidupnya dan lulusan PTN yang ada di Depok atau Bandung. Wkwkwk penting banget ya lulusan mana? Iyess lah, kan buat masa depan 😅. Mana pas zaman teteh sekolah masuk PTN itu cuma bisa pakai jalur PMDK atau UMPTN doang. Terus semua itu ada di Paksu?? Tentu saja NGGAK ADA semuanya, hanya ada sebagian aja. But thats okay, karena manusia kan pasti berubah selama dia mau belajar 👍. Begitupun saya harus mau meng-adjust biar bisa sesuai dengan paksu, menikah itu perkara mau berkompromi, nggak ada kompromi dan pengertian nggak bakalan #relationshipgoals bisa tercapai.

Baca juga : Curhat Teteh 24 jam degan Pekerjaan yang Nggak Pernah Beres

Ketika Cinta Bersemi ....


Kenapa muka paksu selalu saya sembunyikan? bukan teteh nggak mau mengungkapkan jati dirinya beliau, tapi kami sudah membuat kesepakatan dimana beliau berpesan agar saya tidak memposting photonya, kalau bisa mah nggak usah ada sama sekali 😅. 

Entah kapan cinta itu bersemi di hati Paksu, iya di hati paksu doang 😅 (Ya Allah jauhkan suami saya dari tulisan #sannengtalks yang satu ini 👼). Selama masa kuliah itu nggak ada yang namanya cerita percintaan antara saya dan paksu, kita ber-2 punya kehidupannya masing-masing. Pokoknya nggak kenal-kenal banget sama beliau, tahunya cuma si blake anak yang doyan becanda, doyan kebut-kebutan karena itu sering masuk RS, plus ngeleyeud pisan dan cerita seputar keluarganya *ya gitu deh,  Hadeuh reputasimu paksu 😌. Sedangkan saya mungkin dikenal sebagai anak gadis baik-baik, nggak aneh-aneh, agak jaim, cute unyu-unyu wkwkwk dan suka berteman (yey... blog blog gue, bebas dong mau nulis apaan aja tentang diri gue 😅).

Seingat saya ketika akhir-akhir kuliah qo paksu jadi rada aneh, jadi sering telepon dan ngajak ngobrol sesekali ngajak jalan keluar, tapi hampir semua ajakan paksu saya tolak 😀. Hal itu berlanjut sampai akhirnya kami lulus kuliah terus sampai akhirnya jarang banget ketemu karena kan udah nggak ngampus. Tapi paksu masih sering telepon, entah kesambet (kerasukan) apaan tahu walaupun sering ditolak si doi tetep sering ngajak jalan. Naga-naganya sih kayaknya paksu kesemsem kepribadian teteh yang bubly plus selalu berusaha positive minded *eaaa (tulisan sendiri mah bebas 😅). 

Seperti paksu bilang tadi pas makan malam : " Kamukan selalu tahu apa yang kamu mau ( ini bahasa halusnya dari : kamu kan selalu suka ngatur-ngatur 😅), you always choose environment and things that will bring positive energy to your life and never afraid yo leave something/someone that will spread/give negative or bad influence" kalimat ini serius beneran dia omongin. Dulu paksu pernah bilang kalau dia suka sama kepribadian saya riang kalau bicara plus heboh banget, dan ternyata memang saya anaknya rame dan selalu berusaha untuk berada di jalur yang benar. Berbeda dengan hidup beliau yang terlihat kocak ketika nongkrong bersama, terlihat ramai dari luar,  tapi pas lihat dalamnya *ahhh sudahlah .... 😅( paksu hampura nya ✌). Saya memang orangnya ramai bahkan ketika marahpun saya ramai sekali 😅 beda sama paksu yang bisa marah sambil diem. 

Setelah selesai di kampus akademi paksu melanjutkan kuliah untuk mendapatkan strata 1 di sebuah PTN di Depok, Universitas yang sebenarnya sudah ingin beliau masuki sedari lulus SMA. Sayang waktu itu hidupnya sedang banyak pergumulan *eaaa😅 (bongkar semua😅), dari cerita beliau katanya dia males-malesan belajar pas SMA. Menurut saya beliau itu termasuk anak yang cukup pintar dan punya determinasi yang tinggi akan pencapaian hidup. Sebagai istrinya saya sangat melihat hal tersebut dan sudah banyak yang terbukti, tapi ya sepinter-pinternya anak kalau kondisi lingkungan belajarnya nggak mendukung bisa memble juga akhirnya. Lain banget sama saya yang memang paling males belajar, saya lebih suka menggambar, bermain gitar atau membaca cerita dibandingkan dengan belajar 😏. 

PS : Hey kids, nanti kalau kalian sudah lahir harus rajin belajar seperti ayah kalian ya, jangan kayak ibu yang males-malesan. Mau jadi apa kalau malas-malasan !!!

Suatu hari sahabat karib saya yang bernama Wawan datang ke rumah dan bercerita kalau si paksu sepertinya ada hati sama saya. Wkwkwkwk Wawan mah emang baik gitu, namanya juga sahabatan ya kan pasti dia kasih clue dong sama gue. Jawaban saya flat banget : "I'm not interested wan, sorry Wan. Saya nggak tertarik pacaran saya temen kita, masih banyak kali cowok di luar sana...". Makan tuh kata-kata dan ujung-ujungnya gue malah kawin sama ini orang 😅.

Saya dan teman-teman, Paksu yang pakai jaket hitam.
Paksu nih jurus close up and personal nya kenceng juga, mainnya langsung pepet kempet aja bikin males 😖. Langsung main ke rumah, ngajak jalan dll. Banyak dari teman saya paham banget gue kayak apa, saya bukan type orang yang suka PHP. Kalau enggak mau ya dari awal saya akan kasih tahu nggak mau, jangan sampai anak orang berharap banyak, apalagi sampai keluar modal banyak, ooohh Big No kesian cyiiinnn. Setelah menikah paksu juga bercerita kalau ternyata beliau sempat tanya tentang saya juga sama Wawan. Sebagai sahabat yang baik pastinya kang Wawan memberikan pandangan kepada paksu untuk berfikir ulang, kurang lebih dia menasehati paksu seperti ini : "Right now she's not interested in any relationship, just give her a time...". 

Yeyy, akhirnya nggak ada lagi yang namanya telepon-telepon dan approachment dari si doi. sampai akhirnya 3 tahun berlalu, sampai suatu siang telepon di rumah berbunyi. "Kringgg ... kringgg...., Assalammualaikum, bisa bicara dengan Awie..?" suara di ujung telepon itu terdengar seperti suara seseorang yang pernah saya kenal. Saya pun menjawab " Ya, saya awie. Dengan siapa saya bicara...?". "Hai Aw, apa kabar? . Gue blake masih inget gue nggak?...". Arghhh ternyata dia 😖...

Saya agak lupa-lupa ingat, seingat saya Paksu meminta saya untuk makan siang dengannya. Dan seingat saya waku itu saya makan siang di kampus beliau, entah bagaimana ceritanya qo bisa makannya di sana. Mungkin karena bukan kenangan yang manis jadi pas mau menuliskannya saya mendadak lupa 😆. Beliau cerita kalau kuliah beliau sudah hampir selesai, nanti sehabis lulus ada beberapa rencana yang beliau ingin wujudkan. salah satunya dalah nembak cewe yang selama ini beliau incar, *eaaaa situ sehat???. Mau nembak cewe aja pake laporan sama saya?? EGP keuleus 😕!.

Ada ya lelaki yang mau nembak pake kasih ngomong-ngomong dulu 😅*Eh ternyata ada beneran. Dan nggak lama dari makan siang itu, beneran ini anak nembak saya 😔, walaupun sampai sekarang ini saya sampai nggak habis fikir kenapa harus pakai acara kasih clue segala coba?? apa faedahnya? Ya kan. Apalagi kalau ujung-ujungnya doi di tolak juga, plus nolaknya pakai surat penolakan via email dengan bahasa : mohon maaf saat ini untuk posisi yang anda lamar sedang tidak tersedia, lamaran anda akan kami simpan dan akan kami hubungi ketika posisi "pacar" telah tersedia. Terimakasih banyak 😀. Awie mah jahat 😈😈.

Waktu pun terus berjalan, banyak cerita dan moment berlalu dalam hidup saya pada saat itu. Tapi apapun yang saya jalani harus saya sadari bahwa ada beberapa hal yang tidak bisa saya hindari, hal tersebut bernama takdir. Jodoh dan Maut termasuk di dalam takdir yang tidak mungkin dapat kita hindari, apa yang telah ditetapkan pasti akan datang dan terjadi juga pada akhirnya.

Ya, menurut hitungannya paksu 6 tahun lebih beliau berusaha mendekati saya, menghadapi semua penolakan dan ke-childish-an saya, ya memang harus gitu kalau jadi cowok mah kudu sabar menghadapi perempuan biar terlatih pas menikah nanti 😜. Tapi beliau tetap datang lagi dan lagi, entah karena memang naksir berat atau ternyata beliau type orang yang nggak bisa dibilang enggak 😅. 

Sampai suatu hari semesta  seperti berkonspirasi menciptakan sebuah cerita yang berbeda buat Paksu. Akhirnya saya mau bertemu beliau, tanpa rasa malas-malasan dan banyak alasan. Waktu itu kami mengobrol layaknya teman lama, sayapun sempat bertanya pada beliau, Banyak hal yang saya tanyakan termasuk kenapa beliau begitu keukeuh sumeukeuh nya sama saya 😅. Jawaban yang beliau utarakan akhirnya bisa membuka fikiran dan hati saya, kamipun akhirnya berteman dekat. Belum! belum pacaran...

Baca juga : Dengan Poligami Apakah Pernikahan bisa Happy

Nikah Yuk....


Akhirnya saya tahu kalau lelaki ini adalah lelaki yang punya keteguhan hati, dia tahu apa yang dia inginkan dan akan berusaha setengah mati mewujudkannya walau apapun yang terjadi. Paksu termasuk pekerja keras malah cenderung workaholic, beliau type orang yang suka sekali belajar dan mau menerima kritikan. Ada beberapa value baik yang saya lihat dari kepribadian beliau, selain itu pada saat itu paksu sudah mengantongi ijazah sebuah Universitas Negri yang saya jadikan salah satu syarat untuk calon suami saya 😊. Dan paksu nggak tahu menahu soal persyaratan ini 😉.

Paksu mungkin bukan lelaki sempurna sama seperti saya juga bukan perempuan sempurna, kami cuma 2 anak manusia yang berusaha mengarungi hidup untuk mencari ridha Nya. Saya akhirnya memilih paksu setelah mengenal beliau lebih dekat, persis seperti apa kata pepatah " tak kenal maka tak sayang...". Paksu bukan orang pertama yang bilang ingin menikah dengan saya, ya ampun lelaki gampang banget ya obral janji 😅. Buat saya perkara menikah itu bukan urusan gampang banyak sekali hal dan pertimbangan yang harus saya fikirkan. Ya saya salut dengan beliau, mungkin hal itu yang akhirnya membuat saya mau membuka pintu hati saya untuk nya.

Ya banyak banget pertimbangannya seperti : " lo yakin mau hidup berpuluh-puluh tahun sama dia??...". Atau dengan alasan mau cari yang terbaik, ya kadang kita terlalu sibuk mencari yang terbaik, padahal bisa jadi yang terbaik itu sudah ada di depan mata tapi kita malah sibuk mencari yang lainnya di luar sana. Selain itu teteh orangnya memang begitu,  sukanya menguji. Mengetes calon suami udah macam ujian mau naik level untuk ganti sabuk di olahraga beladiri 😅, ya Allah terangkanlah hati teteh.

Pada saat saya memutuskan menikah dengan beliau saya tahu hidup yang akan kami hadapi di depan tidak akan semudah dan seindah seperti cerita cinta di televisi. Sama seperti kehidupan orang kebanyakan di dalamnya pasti ada ujian, rintangan dan berbagai macam drama menghadang di depan sana. Memilih pasangan itu seperti memilih team yang akan kita ajak untuk mengikuti pertandingan olah raga. Ketika menikah cerita hidup akan menjadi : the World vs Us, bukan World vs Me/you lagi. Karena semakin solid teamnya kesempatannya semakin besar untuk bisa mengarungi bahtera kehidupan rumah tangga dengan sukses dan baik.

Ya kami telah berjanji akan menjadi team yang solid, akan selalu bersama-sama menghadapi semua cerita dan skenario yang hidup berikan. Kami memang nggak pacaran lama-lama, nggak sampai 1 tahun paksu langsung meyakinkan saya untuk mau nikahinya, beliau selalu bercanda "...mumpung masih khilaf, mumpung si awie belum sadar ."😅.

Jangan lupa baca juga cerita Ka Ery dengan Atu dan Cerita Zilqiah dengan Ayah Zam

Tak terasa pernikahan kami saat ini sudah mau menginjak angka 10 tahun, dan kami masih sering tertawa jika bercerita tentang cerita cinta zaman dahulu kala. Dari kisah ini banyak hal yang bisa saya ambil sebagai pelajaran hidup, pelajaran yang bisa saya catat untuk anak-anak saya kelak. Hal tersebut adalah :

➤ Takdir itu adalah hal yang pasti terjadi, betapapun kita berusaha menghindarinya pasti akan terjadi juga. Dan ketika waktunya sudah tiba, semesta akan mengamini, jalan yang sulit akan berubah menjadi mudah, hal yang berat jadi ringan, hati yang keras jadi lembut... arhhh begitulah.

➤ Hati-hati sama ucapan sendiri, karena ucapan adalah doa. Kalau bisa gunakanlah ucapan pada orang yang tepat, seperti contoh :  "ahh sumpah gue nggak mau pacaran sama si Chico jerikho, apaan laki qo doyannya nyeduh kopi.. hufhhh". Semoga semesta mengamini 😇.

➤ Pengorbanan itu adalah bentuk cinta, tapi jangan biarkan si doi berkorban terus. Kalau si doi kabur nanti kalian nyesel... nanti nangis, ini tuh cerita percintaan bukan ujian naik level buat ganti sabuk. Ya Allah untung paksu anak pencak silat, jadi dia udah biasa ikut ujian naik level 😄.

➤ Sebagai perempuan jual mahal itu perlu banget ya' bisa di bilang strategi yang cukup baik sebagai upaya menguji kesungguhan hati si doi plus buat bikin dia makin penasaran. Hari gini jangan diskon banyak-banyak, emang kita harbolnas pake diskon plus free ongkir segala. 

➤ Cinta sejatinya lebih banyak diuji setelah kita menikah, ketika masalah dia jadi masalah gue begitupun sebaliknya. Ketika si doi menjadi dirinya yang sebenar-benarnya, beda doang pas masa promosi sama pas harga udah normal 😄, Ya Allah emang doi sim card prabayar ✌. 
Jangan mentang-mentang doi ngejar-ngejar gue trus gue berharap " he will treat me like a queen for the rest of my life.... 😂". Sekarang malah saya yang ngejar-ngejar doi karena beliau sibuk bekerja dan jarang ada di rumah dan lebih sering di luar kota 😢. Keadaan bisa berubah, ya gapapa namanya juga hidup yang penting cinta mu nggak akan pernah berubah yaa kaaan *ngokkkk 😁👍.

➤ Pesan sponsor : kan dapetinnya susah *eaaa, jadi cukup istri 1 aja dong ya 😂.

Nggak romatis kan ya ceritanya, gapapa lah ya karena setiap orang punya ceritanya masih-masing. Nah kalau cerita kalian dalam menemukan pasangan hidup kayak apa ceritanya?? sok tuh di jembrengin ceritanya, kalau malu cerita di sini dm juga bisa 😅 ... 





Kamis, 21 September 2017

Dengan Poligami, Apakah Pernikahan Bisa Happy ??



Tulisan ini adalah sebuah tulisan balasan dari tulisan trigger post #KEBloggingCollab yang ditulis Mba Aya ( Kartika Nugmalia). Mba Aya mengajak kami (Emak-emak anggota KEB group : Najwa Shihab) untuk menuliskan sebuah tulisan opini tentang poligami. Awalnya saya sempat kekurangan ide untuk menulis topik ini, karena bahasan kali ini bukan topik obrolan biasa ya Mak, luar biasa bikin pusing dan deg-degan. Ketika menulis ini saya berusaha santai dan berusaha menjaga mood positive, plus sambil megangin perut karena takut maag saya kambuh gara-gara memikirkan topik poligami ini 😀. Sebelum membaca tulisan balasan saya, sebaiknya baca tulisan Mba Aya dulu yuk : Ada Apa dengan Poligami

Kenapa kata poligami rasanya selalu identik dengan sebuah praktek berumah tangga  yang ada dan diajarkan dalam Islam ya ?. Padahal poligami itu tidak hanya ada di Islam doang lho. Seperti yang disebutkan oleh mba Aya dalam tulisannya bahwa praktek poligami sudah ada dari zaman kerajaan dari dahulu kala bahkan praktik poligami sudah dikenal dari awal peradaban manusia.

Masa iya begitu??

Sayapun setuju sekali dengan pendapat Mbak Aya, bukankah pada zaman dahulu kala seorang raja boleh memiliki istri lebih dari satu, belum lagi ratusan selir atau hareem yang juga dimilikinya. Bukankah hal itu merupakan hal yang lumrah dan sah-sah saja pada zaman itu. Pada masa itu adakah yang protes atau demo ketika sang Raja berpoligami?. Contohnya Raja Montezuma II dari kerajaan Aztec yang dikabarkan memiliki 4.000 selir. Pada masa itu menurut aturan masyarakat dan kebudayaan di sana bahwa para bangsawan wajib memiliki banyak banyak selir sesuai dengan kemampuan mereka 😮.

Pada zaman Rassulullah Muhammad SAW, turun ayat yang menjadi dalil poligami dengan membatasi poligami hanya sampai 4 istri. Pada saat itu Qois bin Tsabit merupakan salah satu sahabat Rassul SAW, yang ketika masuk islam sudah berpoligami dengan 8 istri. Ketika turun surat An-Nisa ayat 3, Rassullah SAW memerintahkan kepada Qois bin Tsabit untuk menikah hanya dengan 4 orang istri saja, kemudian harus menceraikan yang lainnya. ( CMIIW )

"Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.[An-Nisa: 3]."
Jika kita baca ayat di atas, tersirat bahwa syarat utama poligami adalah keadilan, dan adil merupakan sebuah hal yang berat untuk dilakukan. Ini kalau menurut saya lho ya, ketika berbicara tentang rasa dan hati akan sangat sulit mengukur bentuk adil dalam pembagiannya. Lain halnya ketika kita diminta untuk memberikan hal yang tangible, seperti memberikan benda/makanan/rumah *eh. Rasa sayang, cinta dan benci adalah hal yang sulit untuk diukur dan ditimbang. Kalaupun ada sosok lelaki yang bisa adil dalam hal membagi hati, cinta dan kasih sayang, mungkin hal tersebut yang menjadi kunci suksesnya rumah tangga poligami. Sikap adil memang merupakan sikap yang sejatinya berat untuk dilakukan, hal inipun disebutkan pada kalimat pertama dari ayat 129 dari surat A-Nisa ini.

"Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara istri- istri (mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [An-Nisa: 129] "

Poligami atau Monogami ?

Poligami bukanlah sebuah bahasan yang ringan apalagi menyenangkan untuk dibahas (ini menurut saya lho ya), ketika akan membicarakan hal ini dalam hati saya langsung terasa sedikit rasa getir, bimbang, takut bercampur dengan rasa ingin tahu yang besar. Apalagi ketika harus membicarakannya dengan suami, ada rasa sedikit bimbang ketika mau mengutarakan perihal poligami ini. Kenapa mak?? Takut #Zonk Mak 😅😆, kebanyakan tanya-tanya nanti disangka lagi dikasih angin segar dan sepoi sepoi lagi, kalau salah-salah ngomong stabilitas rumah tangga bisa terguncang *garuktembok. Untungnya saya kenal baik suami saya, kami memang sering membahas segala tetek bengek urusan rumah tangga, kami menganut prinsip boleh membicarakan apapun. Karena menurut kami yang penting itu bukan topik pembicaraannya, tapi dengan siapa hal ini dibahas. Lebih baik membahas banyak hal dengan suami dan keluarga terdekat, curhat sepuasnya bebas-bebas aja. Dibanding saya harus bebas curhat sama teman lelaki yang bukan mahram saya, begitupun sebaliknya.

Setiap keluarga memiliki nilai-nilai yang dianut dan dipakai dalam kehidupannya masing-masing, saya tidak sedang membandingkan keluarga manapun. Tetapi menurut saya, poligami atau monogami semua itu kembali lagi kepada diri kita masing-masing. Banyak keluarga yang sukses dengan praktik poligami, keluarga adem, ayem dan tentrem. Sudah banyak contohnya bukan? Mungkin kalian kenal Ustadz Arifin Ilham. Tapi banyak juga rumah tangga yang tidak bisa bertahan dengan kondisi suami beristri lebih dari satu. Begitupun dengan praktik monogami, tidak semua rumah tangga monogami sukses 100%, banyak juga yang gagal. Semua balik lagi ke prinsip dan nilai-nilai yang dianut oleh tiap rumah tangga.

Poligami atau monogami bukalah sebuah kunci kesuksesan dalam berumah tangga. Karena dalam berumah tangga dibutukan banyak hal lain selain kesetiaan dan komitmen, walaupun 2 hal tersebut merupakan salah satu faktor utama. Ketika saya memutuskan untuk menikah, pastinya saya sudah memastikan bahwa suami dan saya sudah menyetujui pakem-pakem dan nilai-nilai yang akan kita gunakan kelak ketika berumah tangga. Karena berumah tangga itu bukan perkara, "Ya udah jalanin aja dulu, apa yang terjadi ya gemana nanti..", yang pasti itu bukan prinsip saya. Menikah atas dasar cinta dan ingin bahagia sepertinya terdengar mainstream tapi hal tersebut memang sebaiknya harus ada untuk membangun pondasi berumah tangga yang kuat dan kokoh. Sebagai mahluk yang katanya diciptakan dari Mars dan Venus ini, suami dan istri memiliki banyak sekali perbedaan. Makanya ada baiknya kita berkompromi terlebih dahulu tentang hal-hal basic yang akan dihadapi di awal-awal pernikahan nanti. Jadi nih ya kalau pendekatan itu jangan cuma tanya kamu suka sama artis  atau group band siapa?? karena artis dan lagu yang kalian sama-sama sukai nggak akan membantu kalian melalui beratnya awal-awal masa berumah tangga *lho 😁.

Buat saya salah satunya termasuk membicarakan perkara poligami dan monogami diawal sebelum pernikahan terjadi, karena buat saya poligami atau monogami ini perkara pilihan sekaligus prinsip. Memilih berpoligami, dengan dibicarakan jauh hari akan lebih fair buat pasangan yang dinikahi. Dibanding ketika sudah lama menikah dan menjadi suami istri, di tengah jalan sang suami baru mengemukakan niat yang berbeda. Bukankah banyak yang begitu ya? ada sebagian yang sukses ada yang pernikahannya hancur berantakan. Padahal membangun rumah tangga itu susah banget lho, tapi memang panjang pendeknya masa berjodoh kita dengan pasangan pastinya sudah ditentukan oleh Allah SWT. Kita cuma bisa berusaha.

Semua balik lagi ke masing-masing personal, mau pilih yang mana sok lah bebaskeun. Yang penting keluarga ikhlas dan bahagia. Jika anda merasa poligami adalah sebuah konsep yang cocok dan baik dalam rumah tangga anda, sah-sah saja hal itu dilakukan. 1 hal yang harus kita ingat bahwa sebuah pernikahan adalah bentuk ikatan yang  mengikat 2 individu menjadi satu. Jadi sebuah pilihan dan keputusan yang dibuat baik oleh suami atau istri, pasti akan membawa baik manfaat atau akibat bagi pasangannya. Jadi saya setuju dengan saran Mba Aya, bahwa jujur dan mau berkomunikasi merupakan sebuah sikap yang wajib dilakukan, jika poligami adalah pilihannya.

Intermezzo


Buat saya dan suami perkara poligami merupakan urusan yang besar dan tidak mudah, dan bukan termasuk nilai-nilai yang kami anut. Bukan karena kami tidak mau taat terhadap perintah-NYA, tetapi lebih karena beratnya kehidupan saat ini. 

Bapak dan Ibu yang mungkin sedang membaca tulisan ini, yuk kita bayangkan jika Bapak dan Ibu merupakan masyarakat urban dengan tingkat perekonomian menengah kebawah yang berdomisili di daerah BoDeTaBek. Suami Ibu bekerja di Jakarta, dimana setiap habis subuh beliau harus berangkat kerja bisa dengan kendaraan sendiri. Kalau berangkat dengan mobil pribadi harus berangkat jam 05.15, kalau dengan motor bisa berangkat  jam 06.00, kalau naik commuterline bisa naik kereta yang 06.30 (udah maksimal banget ya ini). Pulang kerja minimal jam 20.00 udah alhamdulillah banget ini, Ibu-ibu bisa sumringah kalau Bapak bisa pulang jam segitu. Kalau lagi ada meeting atau hal-hal lainnya, bisa pulang ke rumah entah jam berapa. Kadang bertemu anak-anakpun susah, karena waktunya habis untuk berjibaku dengan kemacetan dan bekerja. 

Ibu-ibu banyak yang harus berperan ganda, sebagai ibu dan ayah sekaligus. Ya ngurus rumah, ya jadi supir juga, bahkan nggak sedikit ibu-ibu yang juga jadi mandor tukang bangunan. Buat para ibu hal tersebut bukan sebuah masalah besar, semua dilakukan sebisa mungkin demi terjaganya stabilitas rumah tangga agar aman dan bahagia. Bagaimana dengan Bapak? Buk, kalau ibu di suruh bayangkan Ibu pasti menangis. Bayangkan Bapak setiap pagi harus naik commuterline yang isinya padat sekali, dimana semua orang dempet-dempetan berebutan pegangan di dalam kereta agar tidak jatuh, berhimpitan bahkan tanpa jarak 1cm memisahkan. Naik kereta di jam orang kerja itu lebih sadis dan berat dari arena hunger games lho bu?. Bapak yang ketika berangkat tadi sudah ganteng dan wangi, ketika turun dari kereta api kayak apa tampilannya? mnding jangan dibayangin deh Bu. Belum lagi aksi dorong-dorongan ketika turun dari kereta api, mirip lomba tarik tambang waktu tujuh belas-an. Kalau ibu nggak percaya coba ibu tanyain ke bapak 😀.

Belum lagi kalau suami Ibu kerjaanya menyangkut tugas keliling daerah, jarang ada di rumah bahkan jarang ngajakin jajan (gemana mau jajan bareng, pulang aja enggak 😓). Akhirnya ibu harus berperan ganda menghandle banyak pekerjaan yang seharusnya dilakukan bersama-sama, seperti mengasuh anak contohnya. 

Hidup di zaman sekarang ini memang berat dan banyak tantangan, karena itu dibutuhkan kerjasama yang hebat antara bapak dan ibu sebagai kepala dalam rumah tangga. Karena tugas bapak dan ibu itu berat, yaitu membesarkan anak generasi millenial untuk siap hidup di zaman yang lebih luar biasa dari zaman orang tuanya. Mungkin ada baiknya bahagiakan dulu yang ke-1, baru kita bicara yang lainnya.

Kesimpulannya Poligami atau monogami semua balik lagi ke masing-masing individu yang menjalani pernikahan tersebut. Karena cuma kita yang tahu, dengan cara apa dan bagaimana kita bisa bahagia. Semoga tulisan ini bermanfaat, mohon maaf jika ada kata-kata dan opini yang menyinggung. 

Custom Post Signature

Custom Post  Signature