Senin, 29 Oktober 2018

The F Thing Platform Fashion dan Lifestyle Generasi Millenials

hijab style wearing asymmetrical vest
Asymmetrical vest by Bloom et Champs shop @thefthingworld
Hai fashion people, belakang ini saya lagi happy banget nih karena menemukan tempat belanja online yang keren dan berbeda. Iya kebahagiaan saya mah simple banget, nggak jauh-jauh dari belanja 😀. Online store itu namanya adalah The F Thing ( www.thefthing.com). 

The F Thing is a fashion e-commerce and lifestyle fashion. Sebuah perusahaan fashion fushion forward yang menggabungkan unsur tradisional dengan yang baru. Jujur saya baru tahu tentang The F Thing dari Clozette Indonesia, dimana saya terpilih sebagai salah satu fashion blogger yang diminta untuk mereview platform fashion e-commerce ini.

Pas tahu saya termasuk dalam daftar salah satu blogger terpilih, rasanya tuh seneng banget trus gak sabar cuss langsung ke web nya. Untuk lihat-lihat fashion article apa saja yang tersedia di sana. 😍😍


The F Thing Platform Fashion E-commerce Community and Lifestyle





Untuk kalian yang sama seperti saya, baru mendengar tentang The F Thing yuk kita kenalan dulu sama platform dan destinasi belanja online yang dibuat untuk para Millenials ini. The F Thing yang merupakan perusahaan fashion dan lifestyle commerce pertama yang dimiliki oleh MNC Group.

Diluncurkan pada September tahun 2017, The F Thing menyediakan fashion platform e-commerce berbasis fashion yang didukung dengan gaya hidup untuk membantu bisnis lokal agar tumbuh ke tingkat internasional. Nah jadi The F Thing ini bukan hanya sebuah fashion e-commerce atau tempat belanja online saja. The F Thing juga merupakan sebuah komunitas yang menyediakan platform gaya hidup dalam bentuk video dan konten tertulis.

Komunitas yang didasari oleh fashion and lifestyle e-commerce dan content platform ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi generasi Millenials. Generasi zaman now yang sangat akrab dengan gaya hidup online dan segala yang berasal dari internet.


Shopping Experience @thefthingworld



Ada banyak diskonnya juga lho.
Sebagai seorang fashion enthusiast yang selalu berusaha mengikuti fashion trends terkini, saya selalu mencari inspirasi fashion melalui fashion e-commerce, portal berita fashion dan juga platform lainnya. Tampil menarik, unik dan kekinian merupakan impian para fashion enthusiast

Untuk itu saya selalu mencari sebanyak-banyaknya ide dan inspirasi fashion dan fashion commerce yang menyediakan fashion items untuk mendukung gaya saya. Untuk kalian yang juga suka dengan fashion kekinian mulai dari gaya simple casual, unik atau gaya fashion runway. Coba deh tengok gaya fashion yang ditawarkan di The F Thing, di sini produknya dan pilihannya lumayan banyak lho.



Online store The F Thing menyediakan fashion article bagi pria dan wanita mulai dari : Clothing, Shoe, Bag, Accessories dan Beauty. Yang membedakan The F Thing dari fashion e-commerce lainnya adalah produk fashion yang dijual di sini merupakan barang yang eksklusif, beberapa bahkan limited edition dan ada juga produk luar yang hanya dijual di sini. 

Untuk kalian yang suka gaya fashion terkini dengan corak atau potongan unik, keren dan tidak pasaran, The F Thing merupakan tempat yang tepat untuk didatangi. Banyak sekali vendor yang menyediakan produk fashion kekinian, unik  dan ber-signature.



Silahkan lihat koleksi Blooms et Champs, Duma dan Fara menurut saya brand-brand ini bisa membantu kalian mewujudkan gaya fashion wanita yang unik ber-signature tapi tetap simple dan keren. Sedangkan untuk kalian yang suka gaya casual yang santai namun tetap chic silahkan lihat koleksi dari Heim, Nanna dan Bel Corpo. Nggak usah takut nggak ketemu, karena disini masih tersedia puluhan brand lainnya.

Harapan saya sih kedepannya The F Thing juga menyediakan artikel khusus fashion dan hijab kekinian untuk hijabers. Untuk urusan harga produk yang dijual di The F Thing bisa dibilang cukup variatif, harganya mulai dari seratus ribuan sampai jutaan rupiah. Brand ini menyasar para generasi Millenials, yang saat ini mungkin berada di rentang usia akhir belasan hingga tiga puluh tahunan.



Jadi gaya fashion yang ditawarkan disini ya kurang lebih untuk wanita/pria berusia dua puluh tahun hingga pertengahan tiga puluh tahunan. Ya untuk mamak Millenials kayak saya juga masih cocok dong ya. 😊

Untuk kalian yang ingin belanja disini, cara belanja di The F Thing sama qo dengan belanja di toko online pada umumnya. Pertama-tama kalian harus bikin akun terlebih dahulu, bisa dapat voucher 75 ribu lho kalau kalian subscribe news letter.

Semua proses belanja, pembayaran dan konfirmasinya dilakukan secara online ya. Bisa langsung lewat website atau melalui email yang dikirim ke customer service. Untuk proses pengiriman barang ke luar kota diinfokan kemarin memakan waktu 4-12 hari kerja, ini terhitung dari waktu barang dipesan ya. Karena bisa jadi barang yang kita pesan dikirimkan dari  pihak vendor atau brand-nya langsung.




Jadi jangan kaget kalau sehabis melakukan pembayaran trus dalam 2 atau 3 hari kalian belum nerima resi. Nggak perlu marah-marah, cukup tanyakan via chat message di web aja, petugas customer service nya ramah dan sangat membantu lho.

Iya, soalnya kemarin saya ngalamin kejadian resi belum diinfokan setelah hari ke-3 pembayaran, CS nya langsung membantu dan memerikan kontak untuk chat via whatapps. Setiap chat dan wa yang saya tanyakan pun selalu dijawab dengan cepat. Pesanan sayapun sampai dalam waktu 1 minggu, wajarlah ya soalnya kirim ke Makassar.

Barang yang dikirim sesuai nggak ? Tentu saja sesuai dengan pesanan, packaging-nya pun rapi. Untuk kalian yang suka belanja online dan lagi pengen cari fashion items dan aksesoris kekinian yuk mari langsung cuss aja belanja di The F Thing. Mumpung lagi banyak sale dan promo cicilan 0% untuk pengguna kartu bank tertentu.

The F Thing
Website : https://www.thefthing.com
Instagram : @thefthingworld

Clozette ID
Instagram : @clozetteid

Sabtu, 27 Oktober 2018

4 Alasan Kenapa Kamu Harus Jadi Lifestyle Blogger


Lifestyle blogger itu yang kayak gemana sih ? itu lho yang isi blog nya nulis tentang gaya hidup, dari urusan hidup mulai dari pernikahan, kerjaan, curhat sampai review jalan-jalan ada, review skincare dewasa bahkan produk anaknya juga ada.

Pokoknya isinya banyak, apa yang lo mau gue ada 😁. Sampai-sampai suka ada yang bilang niche lifestyle blogger itu campur aduk kayak gado-gado. Ya kurang lebih seperti itulah blog saya.

Saya pernah baca sebuah artikel di www.obstacle.co bahwa lifestyle blogger sebenarnya adalah sebuah niche yang membahas tentang gaya hidup, misal saya suka dengan berkebun atau dekor rumah. Maka saya bikin blog yang membahas tentang itu, sesuai dengan gaya kita masing-masing. Ya kan dekor rumah juga ada alirannya, ada gaya Nordic, tradisional, moderen dan lainnya.

Selain pendapat diatas banyak juga blogger yang menggambarkan lifestyle blog sebagai sebuah blog yang membahas bermacam-macam topik seperti yang saya sebutkan diawal. Banyak topik sengaja dipilih untuk bisa meraih pembaca yang beragam.

Topic Lifestyle Blogger



Topik beragam apa nggak bikin pusing pas mau nyusun label atau kategori ? Iya kadang-kadang. Topik gado-gado memang ada plus minusnya, tapi karena kita happy menjalaninya jadi pusing-pusing dikit doang mah nggak masalah.

Enaknya punya topik gado-gado itu kami bisa menulis topik apa saja dan bebas nerima job dari berbagai brand *eh. Tapi konsekuensinya saking banyaknya konten sampai-sampai kategori blog pun jadi banyak bererot sampai panjang kayak gerbong kereta. Dan nggak mungkin semuanya ditaruh di-main menu yang ada di bagian atas blog, setelah itu ternyata barulah mimin merasa bingung kira-kira kategori apa aja yang mau dimunculin di menu 😆✌. Ada yang pernah ngalamin gini juga ?

Nah kalau udah kejadian kayak gitu baru deh mulai beres-beres lagi dan mengerucutkan topik dan mulai deh nolak job dengan alasan " Maaf mas saya nggak nulis topik itu ...".

Kalau saya sih sampai saat ini walaupun nulis banyak topik tapi tetap berusaha selektif. Kalau ada job yang topiknya jauh banget dengan kategori blog saya atau ada job menulis tentang hal yang bertentangan dengan hati nurani, ya nggak bakalan saya ambil sama sekali. Biar kata ratenya menggiurkan.

Buat saya nulis itu adalah salah satu cara untuk menyebarkan kebaikan dan menyuarakan pendapat, untuk itu semua tulisan yang ada di blog ini harus memiliki minimal sekecil-kecilnya manfaat dan informasi yang bisa berguna bagi pembacanya. Selain itu tulisan yang dibuatpun harus jujur sesuai dengan pendapat atau pengalaman yang saya rasakan.

Kalau ada kurang-kurang atau salah dikit tolong dimaklumin ya soalnya saya masih tergolong blogger amatir yang baru kemarin sore belajar serius blogging. Tulisan ini pun murni mengemukakan pendapat saya tentang lifestyle blogger. Salim dulu sama suhu blogger, siapa tahu ada yang mampir ke sini 🙏😊.

4 Alasan Kenapa Kamu Harus Jadi Lifestyle Blogger 


Lifestyle blogger #friendshipgoals
Setiap orang punya alasannya sendiri-sendiri kenapa sih kita mau jadi blogger niche ini dan itu. Kalau saya pribadi, alasan awal saya bikin blog itu karena saya punya banyak tutorial DIY yang pernah saya buat untuk sebuah modul mengajar di Balai Latihan Kerja dan Industri (BLKI) milik Provinsi Banten yang berada di BSD Tangerang Selatan.

Nah karena saya bikin modul kaya cukup tebal, akhirnya tutorial cara bikin aksesoris ini saya upload di blog ini. Awalnya sama sekali nggak mikirin jadi blogger professional atau mikir muluk-muluk. Mikirnya ini tutorial siapa  tahu bisa berguna untuk lebih banyak orang. Itupun jarang banget nulisnya, setahun paling nulis satu atau dua tulisan 😆. Bergaulnya pun cuma sama sesama DIY Blogger thok.

Nah pas saya pindah ke Makassar hampir dua tahun lalu, trus kenalan sama blogger-bloger kece dan baik hati dari Komunitas Blogger Anging Mamiri. Barulah saya terinspirasi untuk jadi blogger beneran, niche yang saya pilih ya lifestyle blogger lah.

Kenapa memilih jadi lifestyle blogger, alasan simple tapi greget bisa kamu baca di bawah ini :

Topik Seluas Samudra


Nggak cuma hati yang seluas samudera topik pun bisa seluas itu lho, #eaaa nyebut-nyebut judul sinteron masa lalu ketahuan deh umurnya berapa 😅. Kalau menurut saya enaknya jadi lifestyle blogger itu ya karena saya punya kebebasan untuk membahas lebih banyak topik sesuai dengan gaya hidup yang saya jalani. Ini bebasnya bertanggung jawab ya, pada akhirnya kita tetap harus mengerucutkan konten yang kita buat untuk beberapa kategori saja. At the end tetap harus memilih beberapa topik sebagai kategori utama.

Banyaknya topik membuat saya bisa nulis apa saja asal jadwal postingannya gantian. Jadi kalau lagi bokek untuk beli skincare baru, saya bisa bikin tulisan tentang fashion. Nggak perlu beli baju baru, cukup kasih rekomendasi tempat belanja online yang biasa saya datangi udah bisa jadi satu tulisan.

Konten Gado-gado Banyak Kesempatan Job


Blogger dengan niche khusus kan katanya jauh lebih cepat meletop dibanding yang kontennya gado-gado. Tapi ya apa mau dikata, saya sudah terlanjur memilih niche ini. Sebagai lifestyle blogger saya cukup bersyukur aja sih karena  sampai saat ini tawaran job menulis selalu berdatangan, walaupun tawarannya cukup beragam.

Bulan ini dapat tawaran dari travel agensi, bulan besok dari brand kecantikan, minggu depannya dari produsen barang rumah tangga. Pokoknya apapun yang datang syukuri aja kalau rate-nya sesuai ambil kalau enggak ya udah bye bye aja . Alhamdulillah yang penting rezeki lancar #ATT banget. 😇

Belajar lagi dan lagi



Jadi seorang lifestyle blogger itu saya dituntut untuk multi tasking, karena saking banyaknya topik yang ingin dibahas. Saya menuntut diri sendiri untuk bisa bikin review kosmetik ala beauty blogger sampai nulis curhatan ala ibu rumah tangga ala lifestyle blogger.

Akhirnya mau nggak mau saya harus belajar dan menggali kemampuan menulis secara terus menerus, walaupun sampai saat ini cara penulisan saya masih cetek banget. Secetek kuah mie jowo nyemek.

Mau nambah konten beauty ya harus mau belajar nulis beauty ala beauty blogger dong ya. Biar tulisan yang kita ditulis bisa sesuai dengan konten yang ada. Misal saya bahas beauty skincare berarti isi tulisannya harus memuat informasi tentang ingredients-nya, kemasannya, efek samping setelah pemakaian dan informasi penting lainnya.

Makin rajin belajar, inshaallah bisa makin pinter. Aaaamiin

Temennya Banyak 


Sebagian anggota Blogger Angin Mamiri
Setelah terjun dalam komunitas per-bloggeran, ternyata blogger yang memilih niche lifestyle jauh lebih banyak dibandingkan niche yang spesifik. Walaupun sebagian dari mereka sebenarnya punya satu atau dua blog lainnya yang ber-niche khusus. Memang sengaja dipisahin gitu, khusus topik gado-gado ya mereka tulis di blog lifestyle. Biar nggak ngotorin blog lainnya. 😅

Jadi ya berasa seneng aja ada banyak orang yang ternyata sama kayak saya. Isinya blognya banyak, beragam penuh warna 😁.

---

Sebenarnya masih banyak alasan lainnya, tapi untuk kali ini saya bahas 4 alasan utama kenapa saya memilih niche lifestyle blogger. Oh iya tulisan ini dibuat untuk memperingati Hari Blogger Nasional, so untuk kalian para blogger kece dan tamvan dimanapun berada. Selamat Hari Blogger ya, tetap berkarya dan semangat menyebarkan kebaikan dan menyuarakan apa yang tak terdengar.

Yuk baca juga tulisan Kak Eryvia tentang : Pertemanan ala Blogger

Siapa tahu habis baca tulisan saya dan Kak Ery ada yang terinspirasi pengen jadi blogger kayak kami-kami ini. Karena bicara, komen  atau julid tentang hidup orang mah gampang, tapi menuliskan kehidupan dalam rentetan cerita berparagraf yang diramu dengan rasa dan mengandung makna, nasehat atau inspirasi. Nggak semudah itu cyin..



Kamis, 11 Oktober 2018

ID Photobook Cetak Photobook dengan Mudah


Sebagai seorang yang suka fotografi, bagi saya foto adalah sebuah benda yang memiliki arti yang sangat dalam. Selembar foto bisa bercerita tentang sebuah kejadian, tempat, orang dan hal penting lainnya yang akan indah untuk dikenang di masa yang akan datang.

Bicara tentang foto saya jadi teringat pada sebuah kejadian yang menimpa teman saya sekitar 6 tahun lalu. Saat itu rumah teman saya dilanda banjir yang cukup parah, beberapa hari setelah banjir reda saya datang untuk menengok kondisinya. Hampir semua perabotan dan peralatan eletronik yang ia miliki rusak karena terendam dan terkena lumpur saat banjir. 

Sambil bercerita tentang kejadian banjir yang menimpanya, teman saya bercerita bahwa suaminya lebih sibuk menyelamatkan album foto dan video yang dimiliki oleh mereka lebih dulu. Dibandingkan dengan membersihkan segala perabotan yang kotor terkena lumpur banjir. Kesal akan prilaku suaminya membuat teman saya sedikit curhat pada saya. Ya namanya juga perempuan, sayapun  mungkin akan ngambek sama Paksu kalau beliau begitu.

Sambil mengingatkan teman saya untuk bersabar, dalam hati saya sedikit bersimpati pada suaminya. Bagi beliau album foto yang berisi foto anak-anaknya sedari baru lahir dan foto keluarga dari tahun ketahun dianggap lebih berarti dibandingkan harta benda berupa perabot rumah tangga dan alat elektronik yang mungkin harganya jauh lebih mahal dibanding sebuah album foto. Tapi disitu terlihat betapa beliau begitu mencintai keluarganya. Oh you just don't realize, how lucky you are my friend.

Saya cukup mengerti apa yang dirasakan oleh suami teman saya, bahwa benda bisa dibeli kembali dengan uang tapi sebuah kenangan belum tentu bisa terulang kembali. hal tersebut juga saya rasakan ketika saya melakukan perjalanan atau datang ke suatu tempat dan memotret setiap momentnya. Dalam hati saya selalu bilang, suatu saat foto ini akan sangat berharga bagi saya. Foto ini adalah bukti rekam jejak yang menunjukan saya pernah ke sini, bertemu dengan si anu atau menyantap makanan anu.

Baca juga : Amatoa Resort yang Instagrammable banget

Foto itu Dicetak Jangan Hanya Disimpan !



Tampilan album square

Selain selembar cerita foto untuk orang zaman now adalah bukti otentik bahwa kita eksis. Tidak heran banyak pengguna sosial media seperti contohnya instagram memilih melakukan banyak perjalanan mencari tempat dan makanan yang instagrammable, bersosialisasi dan menjaga eksistensinya agar bisa mengisi feeds di akun Instagramnya ✌. Alasanya simple biar terlihat eksis dan untuk menciptakan personal branding, ujung-ujungnya berharap bisa menarik follower dan menaikan engagement. *Duh aku banget ini mah.

Seberapa banyak dari kita yang melakukan puluhan jepretan foto hanya untuk mendapatkan satu buah foto yang layak upload di akun media sosial kita ? Udah jawab yang jujur aja 😅. Saya bisa melakukan foto setidaknya 5 sampai 10 kali jepretan untuk mendapatkan 1 buah foto yang menurut saya layak upload di Instagram. Ada yang seperti saya, sok atuh ngacung ?

Itupun fotonya nggak dicetak, cuma diupload di media sosial saja. Sisanya lebih banyak disimpan di media digital, bisa disimpan di google drive, foto drive di handphone kalau dianggap sudah nggak up to date malah ditaruh di hard disk bersama puluhan album foto lainnya yang belum atau gagal di-upload.

Mamah ku pun senang lihat foto anak-anaknya, langsung minta pesankan album foto keluarga. "Okay Mom, siap 👍"

Begitulah prilaku orang zaman now lebih sibuk mencari tempat instagrammable dan ngumpulin properti foto, dibanding ngumpulin album foto 😁. Ya namanya juga tuntutan zaman, lagi pula bukankah salah satu alasan media sosial diciptakan adalah untuk terlihat eksis melalui sebuah foto ?. Sayangnya kadang kita lupa kalau media sosial itu tempat penyimpanan milik orang lain yang sewaktu-waktu bisa saja berhenti beroperasi karena tidak populer lagi. Seperti contohnya Path, Multiply, Friendster dan lainnya. Media sosial ibarat tempat singgah sementara yang sewaktu-waktu bisa saja ditutup oleh pemiliknya.

Mang enak, beli vcso full pack, foto berkali-kali untuk mendapatkan 1 foto yang layak upload, bikin caption panjang bagai cerita pendek *eh ujung-ujungnya harus terhapus, bahkan hilang tak menyisakan apa-apa. Platform medsos sebesar apapun bisa saja mengalami hal yang sama dengan beberapa platform yang saya sebutkan diatas, ya kan ?. Karena nggak ada yang abadi di dunia ini cyiin, keabadian hanya milik Allah SWT 😇.

Makanya saya punya prinsip foto itu harusnya dicetak jangan cuma disimpan. Saya adalah anak generasi foto analog, terbiasa memotret dengan kamera ber-roll film. Menikmati mencetak roll film di studio cetak foto, walaupun harus menunggu berjam-jam tetap aja saya jabanin saking penasarannya dengan hasil foto. Soalnya di zaman old itu kita nggak bisa lihat hasil foto secara langsung, nggak ada deh tuh yang namanya sepuluh kali jepret untuk satu pose. Bisa-bisa ditimpuk yang motret karena bikin habis roll film. 😆

Baca juga : 7 Rekomendasi Online Shop untuk Hijabers


ID Photobook, Solusi Mudah Cetak Photobook




Bagi saya Instagram saya : @fillyawie itu bukan cuma sebuah media sosial yang menggambarkan kehidupan, interest dan posting-an blog saya. Instagram adalah tempat saya mengekspresikan diri dengan mengunggah foto saya baik hasil jepretran sendiri maupuan yang difotokan oleh photographer favorit saya, si Paksu. Setiap foto yang diunggah disana saya disortir terlebih dahulu, ya seperti saya bilang dari sekian puluh foto cuma satu foto yang akhirnya saya upload. Sebuah kemubaziran tapi menyenangkan untuk dilakukan 😅. Btw kalian udah follow instagram saya belum? Sok atulah follow dulu biar kita makin akrab. *modusnambahfollower

Sebagai anak generasi analog, sampai saat ini saya suka banget cetak koleksi foto. Biasanya cetak ke studio cetak foto, sekarang tempat cetak foto nggak sengantri dulu lho. Jadi nggak perlu nunggu berjam-jam lagi, soalnya peminatnya sudah mulai menurun. Kayaknya memang banyak ya yang lebih suka nyimpen foto dibandingkan cetak foto. 😁

Tapi sekarang ada lho tempat cuci foto yang bisa lebih praktis, cetak foto bisa dilakukan dari rumah trus hasilnya akan dikirimkan ke kita. Namanya ID Photobook tempat cetak foto online yang akan menawarkan kemudahan untuk urusan cetak-mencetak foto dalam album photobook.

Jika kamu ingin punya Album Foto Unik dan kekinian, ID Photobook adalah tempat yang tepat untuk didatangi. Karena mereka memiliki beberapa layout desain tematik yang bisa kamu pilih jadi album photobook yang kece. Desain tema yang mereka tawarkan ada : Simple Elegant, Traveler, Romantic, Colorful dan masih banyak design lainnya.

Tampilan album large dengan cover window

Nah kemarin saya sempat pesan 2 buah album foto, 1 album large dengan cover window dan album square dengan cover polos. Untuk album large memuat 80 buah foto, sedangkan untuk yang square memuat 61 buah foto. Daya muat albumnya lumayan banyak kan ? Akhirnya foto dengan puluhan pose dan angle itu dapat kesempatan dicetak juga, nggak jadi jamuran dalam hard disk 😅.

Baca juga : 5 Outfit Atasan Wanita yang Akan Membuat Tampilan Mu Fashionable


Yuk Cetak Fotomu di ID Photobook





Ada 5 alasan mengapa kamu harus memilih ID Photobook sebagai tempat mencetak foto, alasannya adalah sbb :

1. Proses Cetak Online dan Mudah


Zaman now identik dengan proses yang cepat, mudah dan bisa dilakukan secara online. Mulai dari proses pemesanan, transaksi dan upload foto yang akan dicetak di ID Photobook, semuanya dilakukan secara online. Mau tahu gemana caranya ? Kuy buka aja website ID Photobook.

2. Desain Kayak Majalah



Album foto hasil cetak ID Photobook memiliki layout design yang berbeda dari album foto pada umumnya. Desainnya unik penuh dengan grafis yang ciamik dan kekinian.

3. Photobook Berkualitas


Kertas dan cover yang berkualitas


Album foto ID Photobook dicetak diatas kertas premium dengan tebal 200gr yang nggak gampang rusak ataupun robek. Kualitas cetak foto ID Photobook sangat bagus, fotonya nggak pecah dan desainnya itu lho cantik banget. Pokoknya setelah melakukan pembayaran kita cukup upload foto di websitenya, urusan ngatur layout foto biar hasilnya kece serahkan saja pada mereka.

4. Free Ongkir Jawa dan Bali


Gemana nggak bikin happy, udah proses cetak fotonya gampang trus ongkirnya gratis pula. Sayangnya cuma untuk Jawa dan Bali, yang di Makassar jadi ngiri 😭.

5. Banyak Pilihan Desain dan Tema



Tema simple elegant yang kemarin saya pilih untuk album large
Saat ini ada 8 pilihan cover dan puluhan pilihan tema desain yang bisa dipilih untuk album fotomu. Dari mulai cover polos, dengan jendela atau print-an cantik semuanya ada. Khusus untuk tema desain, ada begitu banyak pilihan tema yang bisa disesuaikan dengan foto yang ingin kalian cetak. Mulai dari tema yang ceria, tema desain untuk dewasa sampai tema untuk anak-anak semuanya tersedia.

---

Semua kelebihan yang dimiliki oleh album photobook yang dicetak di ID Photobook sudah saya sebutkan di atas. Kira-kira bangaimana dengan harganya ? Urusan harga termasuk faktor penting dan penentu, apalagi kalau ngomonginnya sama mamak-mamak 😆.

Harga cetak foto di ID Photobook mulai dari Rp. 99.000 saja sampai Rp. 350.000 untuk ukuran album large. Menurut saya sih harganya sepadan dengan harga selembar kenangan yang bisa kamu simpan dan lihat kembali berulang-ulang.

Yuk mulai cetak kenangan mu, sayang kan kalau fotomu cuma disimpan di handphone doang.



ID Photobook

Website : http://penawaran.idphotobook.com/
Instagram : https://www.instagram.com/id.photobook/
Facebook : https://web.facebook.com/Idphotobook.page
Youtube : https://www.youtube.com/channel/UC1IzjwadnEEP5qhdY9tWIAw

Custom Post Signature

Custom Post  Signature