Akhir Juli 2018 lalu saya terbang dari Makassar ke Bandara Soekarno Hatta yang berada di Tangerang. Ada beberapa kota yang rencananya ingin saya kunjungi, salah satunya adalah Jakarta. Tahun ini saya sempat beberapa kali pulang ke Jakarta dan Bogor, setiap kali mudik rasanya selalu ingin mencoba untuk naik kereta api bandara.
Alhamdulillah juli kemarin akhirnya keinginan saya bisa terlaksana juga. Sebelum berangkat ke Jakarta, saya dan Paksu sudah memesan tiket via website railink.co.id. Maksudnya biar well prepared aja, rasanya tenang kalau tiket sudah ada di tangan. Sampai di bandara jadi bisa santai-santai dulu ngopi-ngopi dulu.
Cara Naik Kereta Kalayang (Skytrain) di Bandara Soekarno Hatta
Pesawat saya landing di terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, setelah mengambil bagasi dan memastikan semua bagasi aman kami langsung menuju pintu keluar. Kami memesan tiket kereta dengan jam keberangkatan 11.20 WIB, Pada saat itu jam masih menunjukan pukul 10.10 WIB jadi kami fikir masih lama, mampir dulu deh ke coffee shop buat ngopi sebentar.
Sayangnya kopi yang kami pesan agak lama disajikan, karena takut ketinggalan kereta akhirnya kopi yang telah kami pesan sengaja tidak dihabiskan. Duh sayang banget kan ya, tahu sendiri harga kopi di bandara itu harga bisa lebih mahal dari harga di tempat lain. 😆
Sekitar jam 10.50 kami naik ke peron skytrain, kami fikir 30 puluh menit cukup lah buat jalan ke stasiun bandara. Peron skytrain di terminal 3 Bandara Soekarno Hatta letaknya berada di lantai 1. Ada di antara ground floor dan lantai 2, lantai terminal keberangkatan. Jadi jika posisi kalian ada di terminal keberangkatan atau di ground floor seperti saya, kalian bisa naik ke peron skytrain menggunakan eskalator.
Setelah naik ke lantai 1 dari eskalator saya harus jalan sedikit ke arah depan untuk sampai di peron kereta. Peron yang berdindingkan kaca itu berpintu otomatis, pintu hanya akan terbuka ketika kereta telah berhenti di peron. Ketika kami sampai di sana kami harus menunggu kereta datang sekitar beberapa menit, persisnya saya lupa berapa menit.
|
Penumpang yang akan menaiki skytrain harus menunggu kereta dibelakang pagar. |
Peron
skytrain Bandara Soekarno Hatta kondisinya kalau menurut saya sih cukup bersih, para penumpang yang sedang menunggu kedatangan kereta harus berdiri dibelakang pagar penghalang yang berjarak sekitar 50 cm dari pintu otomatis. Hal tersebut dilakukan agar penumpang yang berada di dalam kereta bisa keluar terlebih dahulu, setelah semua penumpang keluar baru deh pagar penghalangnya dipindahkan oleh petugas. Jadi penumpang tidak perlu berebutan untuk keluar/masuk ke dalam kereta, tahu sendiri kan penumpang kereta di Indonesia. Nih salah satunya yang lagi nulis tulisan ini, *
mantan anker. 😅
Stasiun kereta bandara berada di terminal 1, untuk menuju ke sana saya harus naik skytrain yang berada di terminal 3. Dengan rute skytrain sbb : terminal 3 - terminal 2 - terminal 1. Perjalanan ke setiap terminal ditempuh kurang lebih selama 4-7 menit.
Skytrain Bandara Soekarno Hatta memiliki kapasitas kursi duduk yang terbatas, kursi lebih diutamakan untuk penumpang prioritas. Ketika kereta sampai di terminal 1, untuk menuju ke stasiun bandara kami harus turun menggunakan eskalator. Nggak usah takut nyasar, ada banyak petugas yang berada di area peron, jadi kalau bingung tinggal bertanya saja ke mereka. Kalau malu bertanya, bisa melihat papan petunjuk yang berada di sekitar area peron.
Baca juga : Manfaat dari Asuransi Mobil
Cara Membeli Tiket Kereta Api Bandara
Sampai di stasiun bandara, kami bergegas menuju mesin print tiket, sayangnya e-tiket kami tidak berhasil di-
print. Akhirnya Paksu bertanya pada
receptionist yang sedang bertugas. Setelah dicek dan ricek oleh petugas, ternyata kereta kami baru saya berangkat 2-3 menit lalu. Duh
amsiong, e-tiket yang sudah dibeli hangus jadi abu.
Ternyata perjalanan dari
coffee shop di ground floor terminal 3 ke stasiun bandara tidak cukup 30 menit. Sepanjang perjalanan ke dan dari skytrain, kami harus menggunakan eskalator dan mengantri bersama penumpang lainnya yang juga mengejar jadwal kereta. Belum lagi ketika mau menaiki
skytrain, kami harus menunggu kereta datang selama beberapa menit.
Akhirnya mau tidak mau kami harus membeli tiket untuk keberangkatan selanjutnya, yaitu kereta jam 11.50 WIB.
Jadwal kereta bandara Tujuan Bandara Soetta - Sudirman Baru kurang lebih berjarak setiap 30 menit. Kalau mau lihat jadwal pastinya bisa juga cek di website milik Railink.
Untuk membeli tiket kereta Bandara Soetta - Sudirman Baru, kurang lebih caranya sama seperti membeli tiket kereta commuter line. Tiket dibeli melalui
vending ticket machine, yang membedakan adalah untuk pembelian tiket kereta bandara, pembayaran hanya bisa dilakukan non-tunai yaitu dengan menggunakan debit kartu atm,
e-money atau kartu kredit.
Bagaimana cara membeli tiket kereta api bandara ?
Lakukan pembelian via vending ticket machine yang banyak tersedia di stasiun, ada 5 langkah yang harus dilakukan pada saat melakukan pembelian tiket melalui
vending machine. Pertama klik
Ticket di layar sentuh
vending ticket machine, kemudian di layar akan keluar pilihan menu yang harus kita lakukan saat pembelian tiket.
Select station - Select schedule - Customer information - Payment - Print booking detail.
Pada saat melakukan transaksi pembelian kemarin, kami memilih tipe pembayaran menggunakan kartu debit. Pembayaran dilakukan dengan cara menggesek kartu debit di mesin EDC yang tersedia di sisi kanan mesin. Gesek dan masukan pin atm anda.
Setelah pembayaran dilakukan jangan lupa untuk klik menu print tiket, tiket akan tercetak secara otomatis. Harga tiket Bandara Soekarno Hatta - Sudirman baru adalah Rp. 70.000,-.
Kondisi Waiting Lounge di Stasiun Bandara Soekarno Hatta
Bagian depan stasiun bandara terdapat meja receptionist dengan petugasnya yang siap membantu kalian, selain itu terdapat juga Alfa Express yang menjual aneka minuman dan snack, toilet dan waiting lounge.
Waiting lounge berada di sisi kiri dan kanan, letaknya berada persis didepan
tapping gate. Terdapat banyak sekali sofa dan area duduk dengan usb port yang bisa digunakan untuk istirahat sejenak sambil menunggu kereta tiba. Kondisi
waiting lounge cukup bersih dan nyaman.
Sama seperti di stasiun pada umumnya, ketika kereta datang pihak stasiun akan memberikan pengumuman agar para penumpang mulai bersiap-siap. Pagar yang berada di depan area
tapping gate pun mulai dipindahkan, sehingga penumpang bisa mulai mengantri untuk masuk ke area peron kereta api.
|
Pagar ke area tapping gate baru akan dibuka setelah ada pengumuman kereta akan tiba. |
Untuk memasuki peron kalian akan melewati area
tapping gate. Cara untuk melewati
tapping gate adalah dengan mengarahkan gambar
barcode yang ada di tiket ke kotak kaca yang berada di bagian depan pintu
tapping gate. Setelah lewat
tapping gate tinggal
cuss berjalan ke peron kereta, jangan lupa tiketnya disimpan karena nanti di stasiun Sudirman Baru kita harus melalui
tapping gate kembali untuk keluar dari stasiun.
Baca juga : Yuk, Naik Busway di Makassar
Kereta Bandara Soekarno Hatta - Sudirman Baru
Perjalanan dari Bandara Soekarno Hatta menuju stasiun kereta api Sudirman Baru ditempuh selama 46 menit saja. Hitungannya cukup cepat jika dibandingkan dengan menggunakan moda transportasi umum lainnya, mengingat kemacetan sering terjadi di jam-jam yang tak terduga di sepanjang jalanan ibu kota.
Pengalaman pertama naik kereta bandara bisa dibilang cukup mengesankan. Kondisi kereta api bisa dibilang bersih, nyaman dan ber-AC sejuk. Cukup sesuai dengan harga yang telah saya bayarkan. Setiap kursi kereta dilengkapi dengan usb
port, jadi bisa sekalian isi daya
smartphone selama perjalanan ke Sudirman Baru.
Kereta bandara dilengkapi dengan toilet yang bersih dan tempat penyimpanan koper, yang berada persis di dekat pintu kereta. Jadi pas masuk ke dalam kereta bisa taruh dulu kopernya di situ, baru lanjut jalan ke kursi. Kemarin pas pesan tiket online, di e-tiket tercetak nomor kursi yang saya pesan. Berbeda dengan pas beli langsung melalui vending machine, nggak ada nomor kursinya tuh.
Kebetulan pas saya naik kereta bandara kemarin, keadaan kereta sedang kosong melompong. Jadi penumpang nggak perlu berebutan kursi. Saya dan paksu memilih kursi yang duduk berhadapan, dengan jendela yang besar di samping kami.
Perjalanan menuju stasiun Sudirman Baru, kami disuguhi pemandangan yang cukup mempesona. Pemandangan pesawat yang berjajar rapi hingga sawah yang hijau menjadi pemandangan apik yang saya nikmati ketika kereta baru saja melaju dari stasiun bandara.
Kereta akan melakukan 2 kali pemberhentian, yaitu di stasiun Batu Ceper dan Stasiun tujuan yaitu Sudirman Baru. Kereta juga akan melakukan pemberhentian di Duri, tapi pintu kereta tidak akan di buka. Karena kereta hanya berhenti untuk pindah jalur rel saja.
Gambaran tentang kondisi Jakarta bisa dilihat dari kaca jendela kereta, padatnya pemukiman penduduk di satu sisi dengan pemandangan gedung pencakar langit di sisi lainnya menjadi pemandangan yang terlihat dengan jelas selama perjalanan 46 menit.
Mungkin seharusnya kita sudah memiliki kereta Bandara dan
skytrain sejak dulu kala, ya mungkin Indonesia bisa dibilang cukup telat dengan teknologi semacam ini. Padahal hampir semua negara tetangga telah memilikinya lebih dulu. Ya mungkin saya telat menaiki kereta bandara di negara saya sendiri,
it's okay yang penting anak-anak saya kelak akan lebih dulu naik kereta bandara di negara nya bukan di negara orang lain.
I hope so.
Perjalanan dengan kereta bandara terasa cukup singkat, mungkin karena nyaman perjalanan jadi tidak terasa. Pada jam 12.36 WIB saya sampai di stasiun Sudirman Baru. Kami melanjutkan perjalanan menggunakan taxi, ke Hotel Double Tree by Hilton yang berada di Cikini, hotel tempat kami menginap selama beberapa hari kedepan. Taxi Bluebird bisa ditemukan dengan mudah di stasiun Sudirman Baru, kalau tidak mau menggunakan taxi kalian bisa menggunakan bus. Kedua moda transportasi itu mangkal di stasiun, jadi nggak perlu repot cari-cari taxi online.
|
Stasiun Sudirman Baru |
Kereta selalu menjadi moda transportasi yang ngangenin untuk digunakan, kebetulan di Makassar belum ada kereta. Rel nya sudah dibangun sih, tapi sampai saat ini belum beroperasi. Mari kita berdoa agar Makassar dan kota lainnya juga bisa memiliki kereta Bandara seperti Jakarta, Medan dan LRT di Palembang.
Kalau kalian udah coba pernah coba naik kereta di bandara juga belum ? Baik kereta skytrain atau kereta bandara, kalau belum yuk coba sekali-kali....