Minggu, 02 Februari 2020

Makam Raja-Raja Mataram, Destinasi Wisata Bersejarah di Kota Gede - Yogyakarta


- Makam Raja-Raja Mataram, Destinasi Wisata Bersejarah di Kota Gede - Yogyakarta -. Kota Gede, Yogyakarta bukan destinasi wisata yang baru bagi saya. Beberapa kali saya pernah mendatangi tempat ini, bareng keluarga atau waktu study tour saat sekolah dulu. Saya tahunya Kota Gede itu tempat para pengrajin perak, kalau mau beli aksesoris dan perhiasan perak ya di sini tempatnya.

Selain perak alasan kenapa Kota Gede menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi adalah jarak tempuhnya tidak begitu jauh yaitu sekitar sembilan kilo meter saja dari Hotel Tugu tempat saya menginap saat itu. Jalan menuju ke sana pun mudah diakses dengan banyak pilihan moda transportasi salah satunya adalah Transjogja. Sayanglah kalau ke Yogyakarta tapi nggak mampir ke sini.

Sejarah Kerajinan Perak di Kota Gede Yogyakarta




Kota Gede memang identik dengan perak, iya di sini tempatnya para pengrajin perak. Menurut penjelasan tour guide yang membawa kami ke Kota Gede dalam acara FamTrip Dinas Pariwisata Yogyakarta pada Oktober 2019 yang lalu, dijelaskan bahwa Kerajaan Kasultanan Mataram Baru yang berdiri pada abad ke-16 adalah kerajaan Islam. 

Seperti kita tahu bahwa menggunakan perhiasan dari emas bagi laki-laki muslim adalah haram hukumnya, karena itu Raja Mataram Baru pertama, yaitu Raja Panembahan Senapati memerintahkan untuk mengganti perhiasan bagi laki-laki dengan perak.

Kerajinan perak dari Kota Gede, Yogyakarta

Kota Yogyakarta tidak memiliki tambang perak, perak dibeli dari tempat lain dan di Kota Gede inilah para pengrajin membuat perhiasan dan perabot dari perak, sehingga tempat ini terkenal dengan kerajinan peraknya. Empat abad telah berlalu, tapi kerajinan perak di Kota Gede tetap diminati bahkan menjadi souvenir yang banyak dicari para turis saat berkunjung ke Yogyakarta.

Sebenarnya Kota Gede adalah tempat yang sarat akan peninggalan bersejarah, kota gede bukan hanya perak saja. Ada banyak sekali destinasi wisata yang bisa kalian kunjungi di sini, seperti : Rumah Pesik, Langgar Dhuwur, Masjid Ghede Mataram, Makam Imogiri, Makam Raja-raja Mataram dan lain-lainnya.

Komplek Makam Raja-Raja Mataram di Kota Gede, Yogyakarta



Local tour guide yang mengantar kami.

Walaupun beberapa kali ke Kota Gede tapi saya tidak pernah mampir ke Komplek Makam Raja Mataram atau Makam Imogiri. Ya mungkin saya kurang browsing atau agak gemana gitu kalau dengar kata makam. Padahal tempatnya cakep banget, beneran deh. Makanya yuk ke sini 😊. 

Akhirnya saya bisa mampir ke Makam Raja Mataram juga, terima kasih banyak kepada Dinas Pariwisata Yogyakarta yang sudah mengundang saya dalam acara Fam Trip Yogyakarta 2019.

Karena kami ke sini bersama rombongan Famtrip, bis yang kami naiki harus diparkir di area parkir pusat belanja perak HS Silver ya karena akses jalan masuk untuk kendaraan seperti bis tidak memadai. Dari HS Silver ke area makam jaraknya sekitar 650m, kami tempuh dengan berjalan kaki. Lumayan jauh sih, untungnya kami berjalan dengan dipandu oleh tour guide lokal dari Kampung Wisata Kota Gede jadi kami ambil jalan pintas melewati jalan tikus.

Jalan menuju area Makam Raja Mataram


Jalan tikus yang dimaksud adalah gang jalanan umum milik penduduk sekitar. Kami berjalan keluar masuk gang yang tidak begitu besar. Diameter gang tidak lebih dari 50-60 cm, medan jalan yang dilaluipun cukup menantang kadang menukik turun kadang menanjak dan kalau beruntung bisa berpapasan dengan sepeda motor he he he. Kalau saya ke sini sendiri, kayaknya saya bakalan nyasar 🤭. 

Jalan gang yang cukup sempit tapi tetap apik dan bersih sekali.


Tour guide sedang menerangkan sejarah Langgar Dhuwur

Seru juga sih jalan-jalan menyusuri gang ini, ternyata bukan tanpa maksud kami diajak melewati jalan ini. Di tempat ini kita bisa bertemu dengan banyak bangunan unik yang memiliki nilai sejarah. Salah satunya adalah bangunan Langgar Dhuwur, yaitu bangunan mushola yang dibangun di awal tahun 1900-an. Mushola yang berada di lantai dua bangunan ini terbuat dari kayu, walaupun sudah tidak digunakan lagi bangunan musholanya masih kokoh berdiri dan menjadi cagar budaya yang dilestarikan Dinas Pariwisata Yogyakarta. .

Saran saya sih kalau kalian mau ke sini mending pakai jasa local travel guide, karena ada banyak sekali cerita tentang bangunan bersejarah yang kita temui di sini. Sayang kalau dilewatkan begitu saja.

Berpose di depan Langgar Dhuwur, fotonya ngantri lho.

Saat mendekati kawasan Makam Raja-raja Mataram kalian akan melihat tembok tebal yang mengililingi bangunan komplek pemakaman. Bagian tembok ini cukup unik, dinding tembok ditopang oleh pilar tebal berbentuk segitiga dengan kemiringan sekitar 45 derajat yang dibuat condong keluar. Pilar satu dan lainnya berjarak sekitar 1 meteran, kalau saya nggak salah ukur. Bagian lantainya dibangun lebih tinggi dari jalan disebelahnya.


Bagaikan cubicle terbuka, tembok ini ternyata adalah tempat duduk-duduk para abdi dalem. Saat Raja meninggal, para abdi dalem akan duduk di area tersebut. Untuk menjaga Sang Raja yang baru saja dikebumikan.

Setelah melihat bangunan tembok ini, tandanya kalian sudah semakin dengan area makam. Area komplek pemakaman Raja Mataram ditandai oleh pintu masuk yang berbentuk Gapura Paduraksa dengan kusen berukir dan berundak, diundakan paling atas ditaruh patung ukiran kepala Kala. Pintu gapura yang memiliki ciri arsitektur bergaya Hindu ini masih kokoh berdiri dan terawat dengan sangat baik.


Kami tidak lupa untuk berfoto-foto di depan gapura terlebih dahulu. Seperti biasa group mengabdi konten selalu jalan paling belakang dan telat sampai tujuan. Sibuk foto-foto dan bikin video dulu wkwkwk.

Peraturan yang Wajib Dipatuhi Saat Berkunjung ke Makam Raja-raja Mataram




Komplek pemakaman Raja Mataram ini dibangun pada tahun 1632 Masehi oleh Sultan Agung. Di sini dimakamkan Pendiri Kerajaan Mataram yaitu Ki Ageng Pemanahan dan anaknya Panembahan Senopati yang merupakan raja pertama Mataram Baru. Juga makam Raja kedua Mataram yaitu Panembahan Hanyakrawati, Sultan Agung dan raja-raja lainnya. Komplek pemakanan Raja Mataram ini terbagi dalam delapan kelompok.


Kebetulan saya tidak bisa ikut masuk ke dalam area pemakanan, pasalnya untuk bisa masuk berziarah ke makam para raja pengunjung harus mematuhi beberapa peraturan dan saya tidak bisa salah satunya. 

Peraturan yang wajib dipatuhi saat berkunjung ke Makam Raja Mataram adalah :


- Pengunjung Laki-laki wajib menggunakan pakaian abdi dalem, lengkap dengan jarik dan blangkon

- Pengunjung wanita wajib menggunakan jarik, kemben (tanpa manset) dan tidak boleh menggunakan hijab

- Saat memasuki area makam tidak boleh menggunakan alas kaki

- Tidak boleh memotret atau melakukan kegiatan tapping saat berada di dalam area komplek pemakaman

Karena saya memakai hijab dan pastinya tidak akan mau kalau disuruh melepasnya, maka saya memilih untuk berfoto-foto di luar komplek pemakaman saja. Walaupun tidak ikut masuk untuk berziarah, saya tetap dong pakai jarik dan kemben wkwkwk. 





Ada banyak spot cantik yang  bisa kalian abadikan untuk berfoto ria, tempat dan info tentang ini akan saya bahas di tulisan berikutnya ya. 

Fyi menurut cerita kawan-kawan yang ikut berziarah ke area pemakaman, para abdi dalem yang memandu tata cara berziarah juga menceritakan banyak hal mengenai sejarah Kerajaan Mataram dan cerita mengenai para raja yang dimakamkan di sini.

Sendang Putri adalah tempat pemandian bagi perempuan, dimana air di sini dipercaya berasal dari mata air yang berada di bawah pohon beringin yang ada di komplek pemakaman Raja Mataram.

Berziarah ke sini bukan hanya sekedar mengunjungi makam para pendiri dan raja Mataram Baru yang berjasa dalam mendirikan kerajaan, para raja dan keluarganya juga berjasa dalam penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Semoga Allah SWT melapangkan kuburnya dan diberikan tempat terbaik di sisi-NYA.

Datang ke tempat bersejarah memang selalu membawa cerita serupa dongeng yang selalu menarik untuk diceritakan kembali ya. Sebagai keturunan orang Yogyakarta saya merasa senang bisa mengenal sejarah tentang Kerajaan Mataram dan berkunjung ke makam pendiri dan raja-rajanya. Walaupun sampai di depan pintu makam doang, tapi doa saya melangit untuk mereka.

Teman-teman yang ingin berkunjung ke sini, harus selalu ingat bahwa tempat yang kita kunjungi ini adalah tempat peristirahatan terakhir sehingga wajib hukumnya untuk selalu berlaku sopan dan mendahulukan adab dalam berprilaku dan berkata-kata ya.

Ayo segera booking tiket dan hotelnya, selesai pandemik gass-kan ke sini. Tempat ini Worth to Visit bingits.

Makam Raja Mataram, Kota Gede – Bantul, Yogyakarta
Buka : Senin, Kamis, Jumat dan Minggu
Jam operasional : 08.00 – 16.00 Wib
Harga Tiket :  sumbangan seikhlasnya

X.O

Custom Post Signature

Custom Post  Signature